Tesis ini meneliti fenomena pengesahan undang-undang penjaga pantai Tiongkok pada
tahun 2021 yang kontradiktif dengan hukum internasional. Undang-undang ini memberi
penjaga pantai kewenangan untuk menghancurkan infrastruktur dan kapal asing di
wilayah perairan yang diklaim Tiongkok. Karenanya, banyak yang memprediksi dan
berspekulasi bahwa undang-undang penjaga pantai dapat membawa ketidakstabilan di
kawasan. Tapi, setelah satu tahun sejak efektif disahkan, tidak banyak yang berubah.
Tesis ini kemudian mempertanyakan ?mengapa Tiongkok mengesahkan undang-undang
penjaga pantai pada tahun 2021?? Demi menjawab pertanyaan tersebut, tesis ini berpijak
pada teori realisme neoklasik, menganalisis baik faktor sistemik dan faktor unit. Penulis
berpendapat bahwa ada tiga faktor unit yang berkontribusi terhadap keputusan Tiongkok
mengesahkan undang-undang penjaga pantai di tahun 2021: (1) persepsi Tiongkok
mengenai faktor sistemik; (2) reformasi agensi penegak hukum laut; (3) perjuangan
kekuatan Xi Jinping. Metodologi yang digunakan pada tesis ini adalah studi kasus dengan
model penelusuran kausal dan alir. Tesis ini menemukan bahwa Tiongkok mengesahkan
undang-undang penjaga pantai pada tahun 2021 untuk mengimbangi tekanan sistemik
yang terus meningkat dan memberi landasan hukum kepada penjaga pantai yang baru
direstrukturisasi untuk melindungi hak serta kepentingan Tiongkok di laut sengketa.
Deskripsi Lengkap