Tesis ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh politik etis dan feminisme Belanda
terhadap Kartini, selaku seorang perempuan di negara koloni pada zaman kolonialisme
Belanda. Pembahasan dalam tulisan ini mencakup relasi negara Belanda dan Hindia
Belanda, aktor-aktor politik etis dan feminis, dan media-media Belanda yang
mempengaruhi tumbuhnya kesadaran emansipasi Kartini. Untuk mempertajam
pembahasan, penulis menggunakan teori feminisme pascakolonial dalam Hubungan
Internasional, serta melakukan analisis mendalam pada surat-surat yang ditulis oleh
Kartini kepada korespondensi surat-suratnya, hubungan Kartini dengan para pejabat
kolonial, literatur Belanda, dan media Belanda pada 1899-1904 . Hasil analisis pada
tulisan ini dapat membuktikan bahwa kebijakan politik etis dan feminisme Belanda
telah mempengaruhi kesadaran emansipasi Kartini. Dalam pembahasan ini,
dipergunakan kritik feminisme pascakolonial dan Hubungan Internasional guna
menunjukkan adanya relasi kuasa Belanda kepada negara koloninya. Namun, dalam
relasi kuasa kolonial itu ditemukan aktor-aktor penggerak politik etis dan feminis dari
Negeri Belanda yang menularkan kesadaran emansipasi kepada Kartini di Hindia
Belanda. Dalam penelitian penulis, ditemukan hal baru yang tidak dilihat oleh kritik
feminisme pascakolonial dalam HI, bahwa meskipun dalam relasi kuasa kolonial, tetapi
gagasan politik etis dan feminisme justru membuka kesadaran baru bagi Kartini
mengenai emansipasi perempuan.
Deskripsi Lengkap