Dalam menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga, caregiver bagi anak tuna grahita
dan pendamping dalam proses belajar dari rumah (BDR), ibu dengan anak tuna grahita
seringkali menjumpai penyebab stres. Skripsi ini membahas mengenai strategi coping ibu
dari anak tuna grahita dalam mendampingi belajar dari rumah dimasa pandemi COVID-
19. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Mendeskripsikan penyebab stres yang dijumpai
ibu dengan anak tuna grahita dalam mendampingi belajar dari rumah dimasa Pandemi
COVID-19 dan (2) Mendeskripsikan strategi coping ibu dari anak tuna grahita dalam
mendampingi belajar dari rumah dimasa Pandemi COVID-19. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Proses pengambilan
data dilakukan sejak bulan Oktober hingga Desember 2021 melalui wawancara
mendalam secara daring dengan 5 informan yaitu ibu dari anak tuna grahita sebanyak 4
orang dan wali kelas sebanyak 1 orang. Proses wawancara dilakukan dengan semi
terstruktur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu mengalami 3 penyebab stres yang
bersumber dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Penyebab stres dari diri sendiri
berupa kesulitan mengatur waktu dan bentrok waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah
dan mendampingi belajar dari rumah (BDR), emosi yang meledak ketika mengajari anak,
memaksakan anak sesuai ekspektasi ibu, dan sudah kelelahan dengan pekerjaan rumah
ketika mendampingi anak BDR, kondisi sebagai caregiver dan kekhawatiran akan masa
depan anak. Penyebab stres dari keluarga berupa anak tidak mood dan menolak belajar,
anak jenuh belajar di rumah, anak sulit memahami pelajaran, proses BDR yang
terdistraksi oleh anak yang lebih kecil, tantrum pada anak, kemampuan bicara yang
kurang jelas pada anak, kurangnya dukungan sosial dari pasangan dan ekonomi keluarga
memburuk akibat pandemi. Selanjutnya, penyebab stres yang berasal dari masyarakat
berupa family stigma. Untuk menghadapi penyebab stres tersebut, ibu dari anak tuna
grahita melakukan tiga strategi coping. Pertama,problem based coping berupa Seeking
social support, planful problem solving, dan dengan cara mencari informasi terkait
kondisi yang dihadapi. Kedua, emotion based coping berupa positive reappraisal,
accepting responsibility, distance dan beristirahat. Ketiga, active coping strategies berupa
Social group and professional help dan Training.
Deskripsi Lengkap