Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil 0011-2022/ETS SOS Gra m
Judul Modal Digital dan The Third Digital Divide: Mengelola Jejaring Sosial dalam Petisi Online
Pengarang Grady Nagara
Penerbit dan Distribusi 2022
Subjek Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran jejaring sosial dan modal digital
berbasis kerangka the third digital divide (Ragnedda, 2017
Ragnedda & Ruiu, 2020)
yang dijalankan untuk menggalang dukungan melalui petisi online. Peneliti berargumen
bahwa perbedaan capaian jumlah dukungan petisi online dipengaruhi oleh sejauh mana
formasi kapital aktor yaitu modal sosial, digital, kultural dan ekonomi diakumulasi dan
dimobilisasi termasuk platform petisi juga berperan dalam mengeksklusi mereka yang
gagal mengumpulkan dukungan besar. Proses akumulasi formasi kapital itu dikonstitusi
oleh posisi spesifik dari para aktor dalam stratifikasi sosial. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan fokus pada Change.org yang biasa digunakan di Indonesia
sebagai platform petisi online. Wawancara dilakukan terhadap aktor-aktor yang berkaitan
dengan kerja petisi online yaitu para penggagas dan pengelola platform, sementara
analisis regresi logistik atas data sekunder World Values Survey (WVS) digunakan untuk
memahami karakter para penandatangan petisi itu sendiri sebagai baseline. Terdapat
empat temuan dari penelitian ini. Pertama, kendati modal sosial dan digital begitu penting
dalam penggalangan dukungan, kenyataannya proses akumulasi mesti bergantung dengan
keberadaan kapital lain terutama modal kultural dan ekonomi. Kedua, Change.org
sebagai platform petisi online ternyata begitu berperan dalam mendukung aktor yang
berhasil menggalang dukungan besar sementara di sisi lain mengeksklusi mereka yang
gagal. Ketiga, manifestasi outcome adalah bertambahnya jejaring sosial yang pada
gilirannya tidak hanya memberikan benefit dalam wujud ekonomi (tangible), melainkan
juga meningkatkan status dan posisi kuasa aktor (intangible). Keempat, formasi kapital
aktor yang bekerja di ranah digital seperti petisi online membutuhkan usaha mobilisasi
aktor agar dapat menggalang dukungan lebih maksimal. Kebaruan utama penelitian ini
adalah melihat isu kesenjangan digital dan kaitannya dengan partisipasi politik dalam
lanskap yang dinamis dengan memerhatikan interaksi arena-kapital di bawah kerangka
the third digital divide.
Kata Kunci The third digital divide, modal digital, jejaring sosial, petisi online, Change.org.
Lokasi MBRC
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0011-2022/ETS SOS Gra m 0011-2022/ETS SOS Gra m TERSEDIA
File Digital
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 78069
Sampul
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran jejaring sosial dan modal digital berbasis kerangka the third digital divide (Ragnedda, 2017; Ragnedda & Ruiu, 2020) yang dijalankan untuk menggalang dukungan melalui petisi online. Peneliti berargumen bahwa perbedaan capaian jumlah dukungan petisi online dipengaruhi oleh sejauh mana formasi kapital aktor yaitu modal sosial, digital, kultural dan ekonomi diakumulasi dan dimobilisasi termasuk platform petisi juga berperan dalam mengeksklusi mereka yang gagal mengumpulkan dukungan besar. Proses akumulasi formasi kapital itu dikonstitusi oleh posisi spesifik dari para aktor dalam stratifikasi sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada Change.org yang biasa digunakan di Indonesia sebagai platform petisi online. Wawancara dilakukan terhadap aktor-aktor yang berkaitan dengan kerja petisi online yaitu para penggagas dan pengelola platform, sementara analisis regresi logistik atas data sekunder World Values Survey (WVS) digunakan untuk memahami karakter para penandatangan petisi itu sendiri sebagai baseline. Terdapat empat temuan dari penelitian ini. Pertama, kendati modal sosial dan digital begitu penting dalam penggalangan dukungan, kenyataannya proses akumulasi mesti bergantung dengan keberadaan kapital lain terutama modal kultural dan ekonomi. Kedua, Change.org sebagai platform petisi online ternyata begitu berperan dalam mendukung aktor yang berhasil menggalang dukungan besar sementara di sisi lain mengeksklusi mereka yang gagal. Ketiga, manifestasi outcome adalah bertambahnya jejaring sosial yang pada gilirannya tidak hanya memberikan benefit dalam wujud ekonomi (tangible), melainkan juga meningkatkan status dan posisi kuasa aktor (intangible). Keempat, formasi kapital aktor yang bekerja di ranah digital seperti petisi online membutuhkan usaha mobilisasi aktor agar dapat menggalang dukungan lebih maksimal. Kebaruan utama penelitian ini adalah melihat isu kesenjangan digital dan kaitannya dengan partisipasi politik dalam lanskap yang dinamis dengan memerhatikan interaksi arena-kapital di bawah kerangka the third digital divide.