Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil 0014-2022/ETS SOS Ism k
Judul Kesenjangan Digital Masyarakat Perdesaan: Studi pada Pemuda di Kabupaten Cianjur
Pengarang Ismail Fajar
Penerbit dan Distribusi 2022
Subjek Penelitian ini mengeksplorasi permasalahan kesenjangan digital tingkat ketiga pada
pemuda perdesaan di masa Pandemi COVID-19 dengan melihat perbedaan basis sosial pemuda
perdesaan. Dari kajian-kajian sebelumnya, kesenjangan digital pada masyarakat desa telah
dilakukan. Kajian-kajian tersebut mencakup pembahasan mengenai perbedaan motivasi, akses,
penggunaan, manfaat dari penggunaan teknologi inforasi dan serta upaya-upaya pengentasan
kesenjangan digital (digital divide initiative). Dari kajian-kajian yang sudah dilakukan, faktor
demografi seperti gender dan usia, kondisi stratifikasi sosial seperti kelas sosial, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan kekuasaan, serta karakteristik wilayah perdesaan sering dilihat
sebagai basis sosial yang mempengaruhi terjadinya kesenjangan digital pada masyarakat
perdesaan. Namun, kajian-kajian tersebut belum melihat bagaimana reproduksi kesenjangan
sosial melalui kesenjangan digital terjadi pada masyarakat perdesaan, termasuk pada kelompok
pemuda yang sering diidentifikasi sebagai digital native. Oleh karena itu, dilakukanlah
penelitian ini untuk membedah permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan konsep
kesenjangan digital tingkat ketiga dari Massimo Ragnedda (2017). Kesenjangan digital tingkat
ketiga mengukur reproduksi kesenjangan sosial melalui kesenjangan digital dengan variabel
tingkat manfaat TIK. Penelitian ini dilakukan kepada 368 sampel dari empat desa di Kabupaten
Cianjur. Dengan menggunakan uji regresi logistik ordinal, penelitian ini menemukan bahwa
gender, kelas sosial, tingkat pendidikan dan tingkat kekuasaan sebagai basis sosial berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat manfaat TIK. Karakteristik wilayah perdesaan sebagai
variabel kontrol pun berpengaruh terhadap hubungan antara gender, usia, kelas sosial, tingkat
pendidikan, kelas pekerjaan dan tingkat kekuasaan dengan tingkat manfaat TIK. Hal ini
menunjukkan bahwa reproduksi kesenjangan sosial melalui kesenjangan digital terjadi pada
pemuda perdesaan di Kabupaten Cianjur dan terjadi secara kontekstual sesuai karakteristik
wilayah perdesaan.
Kata Kunci kesenjangan digital tingkat ketiga, kesenjangan sosial, reproduksi sosial, pemuda, masyarakat perdesaan.
Lokasi MBRC
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0014-2022/ETS SOS Ism k 0014-2022/ETS SOS Ism k TERSEDIA
File Digital
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 78072
Sampul
Abstrak
Penelitian ini mengeksplorasi permasalahan kesenjangan digital tingkat ketiga pada pemuda perdesaan di masa Pandemi COVID-19 dengan melihat perbedaan basis sosial pemuda perdesaan. Dari kajian-kajian sebelumnya, kesenjangan digital pada masyarakat desa telah dilakukan. Kajian-kajian tersebut mencakup pembahasan mengenai perbedaan motivasi, akses, penggunaan, manfaat dari penggunaan teknologi inforasi dan serta upaya-upaya pengentasan kesenjangan digital (digital divide initiative). Dari kajian-kajian yang sudah dilakukan, faktor demografi seperti gender dan usia, kondisi stratifikasi sosial seperti kelas sosial, tingkat pendidikan, pekerjaan dan kekuasaan, serta karakteristik wilayah perdesaan sering dilihat sebagai basis sosial yang mempengaruhi terjadinya kesenjangan digital pada masyarakat perdesaan. Namun, kajian-kajian tersebut belum melihat bagaimana reproduksi kesenjangan sosial melalui kesenjangan digital terjadi pada masyarakat perdesaan, termasuk pada kelompok pemuda yang sering diidentifikasi sebagai digital native. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian ini untuk membedah permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan konsep kesenjangan digital tingkat ketiga dari Massimo Ragnedda (2017). Kesenjangan digital tingkat ketiga mengukur reproduksi kesenjangan sosial melalui kesenjangan digital dengan variabel tingkat manfaat TIK. Penelitian ini dilakukan kepada 368 sampel dari empat desa di Kabupaten Cianjur. Dengan menggunakan uji regresi logistik ordinal, penelitian ini menemukan bahwa gender, kelas sosial, tingkat pendidikan dan tingkat kekuasaan sebagai basis sosial berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat manfaat TIK. Karakteristik wilayah perdesaan sebagai variabel kontrol pun berpengaruh terhadap hubungan antara gender, usia, kelas sosial, tingkat pendidikan, kelas pekerjaan dan tingkat kekuasaan dengan tingkat manfaat TIK. Hal ini menunjukkan bahwa reproduksi kesenjangan sosial melalui kesenjangan digital terjadi pada pemuda perdesaan di Kabupaten Cianjur dan terjadi secara kontekstual sesuai karakteristik wilayah perdesaan.