Pandemi Covid 19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan dan ekonomi namun juga merubah proses cara belajar, bekerja dan termasuk sektor layanan publik. BPJS Ketenagakerjaan sebagai salah satu layanan publik di Indonesia dituntut untuk segera beradaptasi dalam menjawab tantangan yang terjadi di tengah perubahan interaksi masyarakat di masa Pandemi Covid 19. Aturan PSBB, kebijakan WAO dan WFH di perkantoran dan tingginya jumlah klaim JHT akibat dampak ekonomi di era pandemi. kondisi yang tidak ideal tersebut merupakan faktor tekanan lingkungan institusional yang terjadi pada BPJS Ketenagakerjaan untuk segera merubah layanan publiknya ke arah digitalisasi layanan. Dalam penelitian ini terlihat bagaimana peran teori proaktif menggambarkan situasi adaptasi yang terjadi pada BPJS Ketenagakerjaan melalui perubahan internal, yaitu dengan menyesuaikan struktur internal organisasi, pola kerja, perencanaan dan aspek internal lainnya, terhadap karakteristik lingkungan yang tengah terjadi. Melalui pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus serta teknik pengumpulan data dilakukan melalui riset lapangan dan riset kepustakaan baik bersifat primer dan sekunder. Peneliti melihat bahwa proses digitalisasi layanan yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan dilakukan secara bertahap dan berubah-ubah demi mendapatkan layanan yang ideal bagi publik. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa melalui konsep institusional isomorfisme, BPJS Ketenagakerjaan melakukan penyesuain diri dengan lingkungannya baik melalui isomorpisme koersif, isomorpisme mimetik, dan isomorpisme normatif sangat mempengaruhi dalam menerapkan digitalisasi layanannya.