Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil 0017-2022/ETS SOS Mas a
Judul Analisis Kebijakan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dalam Membangun Modal Sosial Masyarakat Desa (Studi Kasus di Kabupaten Lebak-Banten dan Kabupaten Magelang-Jawa Tengah)
Pengarang Masnur Esterida Cornelia
Penerbit dan Distribusi 2022
Subjek Tesis ini merupakan analisis kebijakan program Transformasi Perpustakaan berbasis inklusi
sosial, dengan melihat dari aspek pembangunan sosial dan bagaimana pendekatan inklusi
sosial diterapkan di dalam implementasi program dengan mengambil studi kasus di
Kabupaten Magelang-Jawa Tengah dan Kabupaten Lebak- Banten, yang merupakan mitra
program. Layanan perpustakaan yang bertransformasi adalah layanan yang melibatkan
masyarakat, terbuka bagi semua kalangan masyarakat, dan beradaptasi dengan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Penelitian ini merupakan applied research untuk
mengetahui social impact dari program ini dengan pendekatan studi kualitatif. Untuk
memperkuat analisis, penelitian ini juga menggunakan data sekunder dari implementasi
program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum semua kalangan masyarakat dijangkau
dan dilibatkan dalam layanan dan program-program perpustakaan, dikarenakan kurangnya
sosialisasi, belum optimalnya strategi penjangkauan dan keterbatasan sumber daya yang
dimiliki oleh perpustakaan. Perpustakaan desa di Kabupaten Magelang lebih banyak
menjangkau kelompok masyarakat mulai dari pemuda, anak-anak, ibu-ibu dan ada sebagian
kecil kelompok pria dan lanjut usia, dibandingkan dengan Kabupaten Lebak yang didominasi
oleh pelajar dan pemuda. Keterbatasan sumber daya dan sosialisasi serta strategi
penjangkauan menjadi penyebab belum optimalnya penerapan pendekatan inklusi ini. Modal
sosial dibangun melalui layanan dan kegiatan perpustakaan yang memberi kesempatan
masyarakat untuk bertemu dan saling berinteraksi sehingga memperkuat hubungan dan
jejaring di antara mereka. Modal sosial yang sudah ada di masyarakat juga turut
mempengaruhi pencapaian program, seperti masyarakat di Magelang dengan latar belakang
Nahdlatul Ulama dan budaya yang kuat memberi respon positif terhadap perpustakaan dan
terbuka untuk dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di perpustakaan dibandingkan dengan
Kabupaten Lebak. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pelembagaan dari
perpustakaan desa dengan adanya ketetapan kebijakan dan alokasi sumber daya rutin untuk
memastikan keberlanjutan program. Pengelola perpustakaan perlu melakukan pemetaan
terhadap kelompok-kelompok di masyarakat, menganalisis kebutuhan masyarakat, serta
merancang strategi-strategi penjangkauan yang praktis untuk mewujudkan layanan
perpustakaan yang inklusif.
Kata Kunci modal sosial, inklusi sosial, transformasi perpustakaan, pembangunan masyarakat desa, community outreach
Lokasi MBRC
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0017-2022/ETS SOS Mas a 0017-2022/ETS SOS Mas a TERSEDIA
File Digital
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 78075
Sampul
Abstrak
Tesis ini merupakan analisis kebijakan program Transformasi Perpustakaan berbasis inklusi sosial, dengan melihat dari aspek pembangunan sosial dan bagaimana pendekatan inklusi sosial diterapkan di dalam implementasi program dengan mengambil studi kasus di Kabupaten Magelang-Jawa Tengah dan Kabupaten Lebak- Banten, yang merupakan mitra program. Layanan perpustakaan yang bertransformasi adalah layanan yang melibatkan masyarakat, terbuka bagi semua kalangan masyarakat, dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Penelitian ini merupakan applied research untuk mengetahui social impact dari program ini dengan pendekatan studi kualitatif. Untuk memperkuat analisis, penelitian ini juga menggunakan data sekunder dari implementasi program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum semua kalangan masyarakat dijangkau dan dilibatkan dalam layanan dan program-program perpustakaan, dikarenakan kurangnya sosialisasi, belum optimalnya strategi penjangkauan dan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh perpustakaan. Perpustakaan desa di Kabupaten Magelang lebih banyak menjangkau kelompok masyarakat mulai dari pemuda, anak-anak, ibu-ibu dan ada sebagian kecil kelompok pria dan lanjut usia, dibandingkan dengan Kabupaten Lebak yang didominasi oleh pelajar dan pemuda. Keterbatasan sumber daya dan sosialisasi serta strategi penjangkauan menjadi penyebab belum optimalnya penerapan pendekatan inklusi ini. Modal sosial dibangun melalui layanan dan kegiatan perpustakaan yang memberi kesempatan masyarakat untuk bertemu dan saling berinteraksi sehingga memperkuat hubungan dan jejaring di antara mereka. Modal sosial yang sudah ada di masyarakat juga turut mempengaruhi pencapaian program, seperti masyarakat di Magelang dengan latar belakang Nahdlatul Ulama dan budaya yang kuat memberi respon positif terhadap perpustakaan dan terbuka untuk dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di perpustakaan dibandingkan dengan Kabupaten Lebak. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pelembagaan dari perpustakaan desa dengan adanya ketetapan kebijakan dan alokasi sumber daya rutin untuk memastikan keberlanjutan program. Pengelola perpustakaan perlu melakukan pemetaan terhadap kelompok-kelompok di masyarakat, menganalisis kebutuhan masyarakat, serta merancang strategi-strategi penjangkauan yang praktis untuk mewujudkan layanan perpustakaan yang inklusif.