Tesis ini bertujuan menganalisis praktik aktivisme digital dan pengorganisasian aksi oleh Jakarta Feminist. Internet berperan menciptakan ruang partisipasi perempuan pada wacana kewarganegaraan politik arus utama, juga sebagai alat untuk mendorong agenda perubahan sosial, politik, ekonomi, dan kampanye publik. Studi sebelumnya menemukan aktivisme feminis digital dijalankan oleh orang muda berbekal literasi digital dan feminisme untuk membentuk ruang aman, diskusi, sampai mengajak turun ke jalan. Namun, penjelasan itu melewatkan bahasan mendalam pada praktik dibalik aktivisme feminis digital, aktor, dan proses pengorganisasiannya. Penulis berargumen, aktivisme feminis digital melakukan pengorganisasian aksi mendorong perubahan bagi perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode analisis jaringan sosial (SNA) dan wacana (TNA) pada akun twitter @jakartafeminist dan #PuandanKawanMelawan. Temuan studi menunjukkan aktivisme digital oleh Jakarta Feminist berorientasi pada perubahan aspek kesetaraan, keterwakilan, pendidikan, kesehatan, hukum, kebijakan, ketenagakerjaan, dan kampanye penghentian praktik kekerasan. identitas kolektif dibentuk berdasarkan anggotanya, mengembangkan sumber daya (moral, kultural, material, organisasi sosial, dan manusia), mengoordinasi jaringan dengan afiliasi dan koalisi, mendiseminasi informasi, serta memobilisasi melalui jaringan online dan offline. Hasil SNA menunjukkan anggota merupakan aktor dominan. Sementara hasil TNA memperlihatkan pergeseran wacana dari seruan untuk aktivisme berubah pada isu kekerasan dan Hak Asasi Manusia.