Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil 0024-2022/ETS SOS Yul d
Judul Digitalisasi Pada Organisasi Birokrasi : Studi Kasus Pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perspektif Digital Weberian Bureaucracy
Pengarang Yuliatris Mamuko
Penerbit dan Distribusi 2022
Subjek Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis pemanfaatan digitalisasi dalam
organisasi yang telah dilakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN). Berbagai bentuk penetrasi digital semakin masif dilakukan oleh
organisasi birokrasi pasca pandemi covid-19 yang terjadi awal 2020, termasuk berbagai
terobosan digital yang dikembangkan oleh BKKBN. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif (studi kasus) dengan perspektif Digital Weberian Bureaucracy
(DWB) yang digagas oleh Muellerleile & Robertson (2018). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa BKKBN secara aktif telah melaksanakan digitalisasi birokrasi
dengan pemanfaatan berbagai bentuk aplikasi yang dalam implementasinya
memanfaatkan smartphone berbasis android maupun website. Aplikasi E-Visum adalah
salah satu bentuk digitalsasi birokrasi yang dilakukan oleh BKKBN yang diciptakan
khusus untuk pemangku jabatan fungsional Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan
Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang secara fisik di tempatkan di seluruh
kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Aplikasi E-Visum adalah bentuk digitalisasi
birokrasi di BKKBN yang secara nyata merupakan bentuk transformasi digital serta
mampu menawarkan rasionalitas dan efisiensi baru bagi BKKBN. Dalam
implementasinya, digitalisasi dalam organisasi di BKKBN menimbulkan berbagai bentuk
dinamika sosial, diantaranya menyebabkan berbagai bentuk perubahan interaksi serta
masih terhibridasi dan menyebabkan fragmentasi teknologi dikarenakan belum
terintegrasi antar aplikasi. Penelitian ini menyarankan agar di dalam pengembangan
aplikasi selanjutnya di BKKBN dapat saling terintegrasi dan melaksanakan berbagai
bentuk pendidikan dan pelatihan yang terstruktur, masif dan sistematis bagi para PKB
dan PLKB khususnya yang masih kurang memiliki literasi digital agar tidak terjadi
kesenjangan digitalisasi.
Kata Kunci Digital Weberian Bureaucracy (DWB), Digitalisasi Birokrasi, PKB/PLKB
Lokasi MBRC
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0024-2022/ETS SOS Yul d 0024-2022/ETS SOS Yul d TERSEDIA
File Digital
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 78082
Sampul
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis pemanfaatan digitalisasi dalam organisasi yang telah dilakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Berbagai bentuk penetrasi digital semakin masif dilakukan oleh organisasi birokrasi pasca pandemi covid-19 yang terjadi awal 2020, termasuk berbagai terobosan digital yang dikembangkan oleh BKKBN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (studi kasus) dengan perspektif Digital Weberian Bureaucracy (DWB) yang digagas oleh Muellerleile & Robertson (2018). Hasil penelitian menunjukkan bahwa BKKBN secara aktif telah melaksanakan digitalisasi birokrasi dengan pemanfaatan berbagai bentuk aplikasi yang dalam implementasinya memanfaatkan smartphone berbasis android maupun website. Aplikasi E-Visum adalah salah satu bentuk digitalsasi birokrasi yang dilakukan oleh BKKBN yang diciptakan khusus untuk pemangku jabatan fungsional Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang secara fisik di tempatkan di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Aplikasi E-Visum adalah bentuk digitalisasi birokrasi di BKKBN yang secara nyata merupakan bentuk transformasi digital serta mampu menawarkan rasionalitas dan efisiensi baru bagi BKKBN. Dalam implementasinya, digitalisasi dalam organisasi di BKKBN menimbulkan berbagai bentuk dinamika sosial, diantaranya menyebabkan berbagai bentuk perubahan interaksi serta masih terhibridasi dan menyebabkan fragmentasi teknologi dikarenakan belum terintegrasi antar aplikasi. Penelitian ini menyarankan agar di dalam pengembangan aplikasi selanjutnya di BKKBN dapat saling terintegrasi dan melaksanakan berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan yang terstruktur, masif dan sistematis bagi para PKB dan PLKB khususnya yang masih kurang memiliki literasi digital agar tidak terjadi kesenjangan digitalisasi.