Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil 0009-2022./ETS POL Jun i
Judul Implementasi Kebijakan Modernisasi Alat Utama Sistem Persenjataan Pertahanan Udara Nasional : Studi tentang Minimum Essential Force 2015-2019
Pengarang Juniarta
Penerbit dan Distribusi 2022
Subjek Kondisi anggaran pertahanan yang terbatas dan keberadaan ancaman nyata terhadap
keamanan nasional, mendorong lahirnya kebijakan Minimum Essential Force (MEF).
MEF merupakan strategi pembangunan kekuatan postur pertahanan minimum dengan
agenda utama modernisasi alutsista yang diimplementasikan dalam tiga periode rencana
strategis sejak 2010 sampai 2024. Implementasi MEF telah memasuki tahap ketiga,
namun belum mencapai target yang ditentukan pada setiap periode renstra. Realisasi
anggaran pertahanan yang belum mencapai anggaran rencana kebutuhan dijadikan
alasan dari tidak tercapainya target modernisasi alutsista dalam implementasi MEF di
dua tahap sebelumnya. Di sisi lain, temuan penelitian membuktikan bahwa pada
implementasi MEF tahap kedua 2015-2019, terdapat empat permasalahan utama yang
menjadi penyebab gagalnya implementasi kebijakan memenuhi target modernisasi
alutsista. Pertama, pengelolaan anggaran pertahanan. Kedua, perbedaan pandangan di
antara aktor-aktor kebijakan terhadap MEF. Ketiga, pengawasan dan pengendalian
terhadap implementasi MEF belum optimal. Keempat, kontribusi industri pertahanan
dalam negeri. Dengan menggunakan teori implementasi kebijakan Grindle, penelitian
ini menjelaskan bahwa keempat permasalahan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh
keterbatasan sumber daya, namun juga oleh komitmen (political will) aktor-aktor
kebijakan. Political will yang dimaksud Grindle dijelaskan melalui variabel konteks
implementasi kebijakan meliputi kepentingan aktor-aktor kebijakan, karakteristik rezim
dan tingkat kepatuhan stakeholders. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa variabel
konteks menjadi variabel yang paling mempengaruhi implementasi kebijakan
modernisasi alutsista melalui MEF.
Kata Kunci Minimum Essential Force, Implementasi Kebijakan; Modernisasi Alutsista; Aktor Kebijakan Pertahanan.
Lokasi MBRC
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0009-2022./ETS POL Jun i 0009-2022./ETS POL Jun i TERSEDIA
File Digital
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 78102
Sampul
Abstrak
Kondisi anggaran pertahanan yang terbatas dan keberadaan ancaman nyata terhadap keamanan nasional, mendorong lahirnya kebijakan Minimum Essential Force (MEF). MEF merupakan strategi pembangunan kekuatan postur pertahanan minimum dengan agenda utama modernisasi alutsista yang diimplementasikan dalam tiga periode rencana strategis sejak 2010 sampai 2024. Implementasi MEF telah memasuki tahap ketiga, namun belum mencapai target yang ditentukan pada setiap periode renstra. Realisasi anggaran pertahanan yang belum mencapai anggaran rencana kebutuhan dijadikan alasan dari tidak tercapainya target modernisasi alutsista dalam implementasi MEF di dua tahap sebelumnya. Di sisi lain, temuan penelitian membuktikan bahwa pada implementasi MEF tahap kedua 2015-2019, terdapat empat permasalahan utama yang menjadi penyebab gagalnya implementasi kebijakan memenuhi target modernisasi alutsista. Pertama, pengelolaan anggaran pertahanan. Kedua, perbedaan pandangan di antara aktor-aktor kebijakan terhadap MEF. Ketiga, pengawasan dan pengendalian terhadap implementasi MEF belum optimal. Keempat, kontribusi industri pertahanan dalam negeri. Dengan menggunakan teori implementasi kebijakan Grindle, penelitian ini menjelaskan bahwa keempat permasalahan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh keterbatasan sumber daya, namun juga oleh komitmen (political will) aktor-aktor kebijakan. Political will yang dimaksud Grindle dijelaskan melalui variabel konteks implementasi kebijakan meliputi kepentingan aktor-aktor kebijakan, karakteristik rezim dan tingkat kepatuhan stakeholders. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa variabel konteks menjadi variabel yang paling mempengaruhi implementasi kebijakan modernisasi alutsista melalui MEF.