Deskripsi Lengkap

Disertasi
No. Panggil 0002-2022 /EDS POL Faj m
Judul Masalah Demokrasi Lokal Di Balik Pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI): Studi Kasus Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009-2014
Pengarang Fajar Nursahid
Penerbit dan Distribusi 2022
Subjek Umumnya pengukuran demokrasi bersifat global dan lintas negara, padahal
demokrasi lokal tak kalah menarik diamati. Indonesia mengembangkan Indeks
Demokrasi Indonesia (IDI) mengukur dinamika demokrasi lokal berbasis provinsi.
Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah provinsi dengan capaian demokrasi terburuk
(2009-2014), ditandai oleh banyaknya kejadian yang melanggar kebebasan sipil, aksi
kekerasan massa, tidak maksimalnya peran DPRD, serta macetnya kaderisasi partai
politik. Penelitian ini mengajukan pertanyaan pokok: Mengapa kondisi demokrasi
Provinsi NTB pada tahun 2009-2014 relatif buruk?
Studi ini merupakan pendalaman IDI melalui pengumpulan dan analisis data sekunder
serta wawancara mendalam, difokuskan di tiga kabupaten/kota dengan tingkat kasus
kekerasan tertinggi: Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, dan Kota Mataram.
Temuan penting studi ini, era otonomisasi memberi keleluasaan yang sangat luas
kepada pemerintah daerah mewakili aktor negara dalam memunculkan berbagai
pengaturan ekstensif yang mengatur kehidupan beragama sehingga mengancam
kebebasan sipil. Banyaknya kasus kekerasan dan tindakan main hakim sendiri
menunjukkan keadaban sipil dan budaya politik belum tumbuh baik di masyarakat.
Padahal, keadaban sipil dan budaya politik adalah fondasi penting yang diperlukan
dalam membangun demokrasi. DPRD sebagai lembaga demokrasi lokal tidak
berperan maksimal dalam menjalankan peran dan fungsi pokoknya dalam hal
legislasi, penganggaran, dan pengawasan, selain keterwakilan perempuan di DPRD
yang rendah. Partai politik lokal tidak berhasil menjalankan kaderisasi sebagai fungsi
tradisionalnya yang penting.
Kata Kunci indeks democrasi, Indonesia, politik lokal, kekerasan massa, vigilantisme, demokrasi agonistik, Nusa Tenggara Barat, DPRD
Lokasi MBRC
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0002-2022 /EDS POL Faj m 0002-2022 /EDS POL Faj m TERSEDIA
File Digital
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 78118
Sampul
Abstrak
Umumnya pengukuran demokrasi bersifat global dan lintas negara, padahal demokrasi lokal tak kalah menarik diamati. Indonesia mengembangkan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) mengukur dinamika demokrasi lokal berbasis provinsi. Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah provinsi dengan capaian demokrasi terburuk (2009-2014), ditandai oleh banyaknya kejadian yang melanggar kebebasan sipil, aksi kekerasan massa, tidak maksimalnya peran DPRD, serta macetnya kaderisasi partai politik. Penelitian ini mengajukan pertanyaan pokok: Mengapa kondisi demokrasi Provinsi NTB pada tahun 2009-2014 relatif buruk? Studi ini merupakan pendalaman IDI melalui pengumpulan dan analisis data sekunder serta wawancara mendalam, difokuskan di tiga kabupaten/kota dengan tingkat kasus kekerasan tertinggi: Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, dan Kota Mataram. Temuan penting studi ini, era otonomisasi memberi keleluasaan yang sangat luas kepada pemerintah daerah mewakili aktor negara dalam memunculkan berbagai pengaturan ekstensif yang mengatur kehidupan beragama sehingga mengancam kebebasan sipil. Banyaknya kasus kekerasan dan tindakan main hakim sendiri menunjukkan keadaban sipil dan budaya politik belum tumbuh baik di masyarakat. Padahal, keadaban sipil dan budaya politik adalah fondasi penting yang diperlukan dalam membangun demokrasi. DPRD sebagai lembaga demokrasi lokal tidak berperan maksimal dalam menjalankan peran dan fungsi pokoknya dalam hal legislasi, penganggaran, dan pengawasan, selain keterwakilan perempuan di DPRD yang rendah. Partai politik lokal tidak berhasil menjalankan kaderisasi sebagai fungsi tradisionalnya yang penting.