Eiger Adventure gagal dalam mempertahankan citra baik perusahaan karena kesalahan dalam
mengirim surat keberatan kepada pelanggannya melalui media sosial. Kekuatan media sosial
membuat isu ini berubah menjadi krisis hanya dalam waktu singkat. Kegagalan ini menunjukkan
hubungan masyarakat perusahaan yang buruk sehingga Eiger membutuhkan suatu manajemen
krisis. Dalam menangani krisis, praktisi humas Eiger dapat memanfaatkan beberapa instrumen
kehumasan. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan instrumen kehumasan dalam
manajemen krisis kasus surat keberatan oleh Eiger Adventure. Hasil analisis makalah ini
menunjukkan strategi dan alasan pemilihan instrumen kehumasan yang dilakukan Eiger dalam tiga
tahap manajemen krisis. Pada tahap pre-crisis, Eiger membangun hubungan dengan media. Dalam
tahap crisis response, Eiger memberikan immediate response dalam bentuk press release, video
release, dan konten media sosial. Serta pada tahap post-crisis, strategi marketing public relations
dilakukan oleh Eiger sebagai upaya pemulihan citra.
Deskripsi Lengkap