Isu sampah plastik kerap kali dilihat dari sisi kesehatan dan ada beberapa yang
menyinggung terkait pariwisata, namun belum ada penelitian antropologis yang
mempertanyakan konstruksi sosial-budaya tentang sampah plastik dalam masyarakat.
Bagaimana sampah plastik di persepsikan dan sampai sejauh mana persepsi ini
dibagikan? Apakah persepsi ini mendorong perwujudan pengelolaan sampah plastik
pada tatanan sosial? Berangkat dari pertanyaan tersebut, dengan menggunakan metode
etnografi dan partisipasi observasi selama hampir satu tahun di Bali. Penelitian ini
mencoba untuk memaparkan uraian keterkaitan antara persepsi yang terbangun dalam
benak masyarakat Bali yang menjadi bagian dari dua komunitas peduli pada isu
lingkungan, Sungai Watch dan Trash Hero, dalam konteks nilai kepercayaan lokal
dengan menggunakan pendekatan klasik dari Mary Douglas yang berfokus pada
pembagian dualis dan makna simbolis akan sistem aturan berdasarkan dengan konsepsi
the matter out of place. Secara garis besar, ditemukan bahwa hubungan antara
klasifikasi sampah plastik yang dipersepsikan sebagai ?kotoran? pada tatanan sosial
selain berpotensi merusak lingkungan juga dianggap mendistorsi keharmonisan yang
harus dijaga dalam ajaran Tri Hita Karana. Ini membeberkan bukti empiris yang
menunjukkan bahwa agama Hindu Bali merupakan sumber pembentukan persepsi yang
potensial dan efektif tentang permasalahan sampah plastik dan proses pengelolaan
sampah di Bali.
Deskripsi Lengkap