Masyarakat Tengger adalah salah satu masyarakat adat yang terus melaksanakan ritual adat
mereka. Kaum muda Tengger berpartisipasi secara aktif dalam setiap penyelenggaraan ritual
adat. Setelah adanya legalisasi agama, sebagian besar masyarakat Tengger akhirnya sepakat
untuk menuliskan agama Hindu sebagai agma mereka. Dewasa kini masyarakat Tengger
tidak hanya diisi oleh masyarakat dengan agama Hindu tapi juga Islam dan Kristen.
Keberagaman agama yang dimiliki oleh masyarakat Tengger sekarang tidak membuat ritual
adat ditinggalkan, melainkan keduanya yaitu agama dan adat mengalami negosiasi. Tesis ini
membahas tentang negosiasi yang dilakukan oleh kaum muda Tengger terhadap adat dan
agama yang mereka miliki. Kaum muda Tengger dapat menjalankan ritual adat dan juga
kegiatan agama mereka secara beriringan dan tidak saling menganggu. Pembacaan doa dari
berbagai agama yang ada di dalam masyarakat Tengger di setiap ritual adat menjadi salah
satu upaya untuk menegosiasikan antara adat dan agama. Toleransi yang dimiliki antar
pemeluk agama juga sangat tinggi. Masyarakat Tengger bergotong royong untuk saling
membantu satu sama lain ketika ada upacara keagamaan yang harus dilakukan. Pariwisata
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi jalannya negosiasi yang terjadi di antara ritual
adat dan juga agama di oleh kaum muda Tengger. Penelitian ini menggunakan metode
etnografi dan data didapatan melalui wawancara secara virtual didukung oleh kajian berbagai
literature yang melengkapi kebutuhan data yang dibutuhkan. Hasil penelitian ini didapat
dengan membandingkan perilaku kaum muda Tengger dengan konsep negosiasi yang
dikemukakan oleh beberapa tokoh seperti David Harnish.
Deskripsi Lengkap