Disertasi ini mendiskusikan tentang budaya bersekolah dalam perspektif resistensi
kultural. Kurikulum sebagai desain akan jalan yang dilalui setiap penuntut ilmu dalam
prosesnya mengalami berbagai perubahan pun mengalami perubahan. Kehadiran Sekolah
Islam Terpadu (SIT) yang digagas kelompok Tarbiyah sejak awal 1990 membawa nuansa
kurikulum tersendiri bagi Pendidikan di Indonesia khususnya di wilayah perkotaan. Kurikulum
dalam sistem Pendidikan Nasional dianggap tidak mencukupi bagi terbentuknya generasi
Muslim yang akan datang. SIT dalam pelaksanaannya menginfusi kurikulum ketarbiyahan
dalam kurikulum terselubung yang akhirnya mempengaruhi kehidupan murid, guru, dan orang
tua murid.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Islam Terpadu Nurul Fikri Depok. Data dari
penelitian ini dikumpulkan dengan observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan kajian
pustaka. Penelitian ini menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan pada SIT NF Depok adalah
bentuk resistensi kultural aktif dari Muslim perkotaan. Kurikulum sekolah tidak hanya
ditempatkan sebagai sarana belajar, tetapi menjadi nilai-nilai yang ingin diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Deskripsi Lengkap