Tesis ini berupaya mengisi research gap terkait employee advocacy pada konteks
organisasi pemerintah dengan mencari faktor-faktor yang diduga memiliki hubungan
signifikan terhadap kesediaan pegawai instansi pemerintah, yakni Kementerian
Keuangan, untuk melakukan employee advocacy melalui media sosial pribadinya.
Didasarkan pada Social Exchange Theory, employee advocacy dilihat sebagai hubungan
pertukaran yang terjadi antara pegawai dengan organisasi pemberi kerja dan juga
hubungan antarindividu antara pegawai dengan pimpinannya, dan juga dengan rekan
kerjanya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, di mana data
dikumpulkan melalui survei online (Google Form) kepada pegawai Kementerian
Keuangan yang merupakan pengguna media sosial. Sejumlah 240 data bersih berhasil
dikumpulkan dan kemudian diolah dengan menggunakan metode SEM-PLS dengan
bantuan software SmartPLS3. Hasilnya, variabel yang signifikan mempengaruhi
employee advocacy baik secara langsung maupun tidak langsung dalam hubungan
pegawai-organisasi adalah: tiga motivasi intrinsik individu (self enhancement, enjoyment,
altruism); Employee-Organization Relationship; Symmetrical Internal Communication,
dan Transformational Leadership Style. Adapun hubungan yang terjadi adalah faktor
organisasi yaitu Transformational leadership style merupakan prediktor kuat dari
symmetrical internal communication dan Employee-Organization Relationship. Kualitas
dari Employee-Organization Relationship yang baik akan dapat menghasilkan pertukaran
berupa peningkatan motivasi intrinsik individu, yang pada akhirnya mendorong
kesediaan pegawai untuk melakukan employee advocacy. Selanjutnya, variabel yang
signifikan mempengaruhi employee advocacy baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam hubungan antarindividu adalah Organizational Commitment; Co-
worker?s Support; dan Supervisor?s Support. Adanya dukungan dari atasan langsung dan
rekan kerja dapat mendorong pertukaran dari pegawai berupa peningkatan
organizational commitment, yang kemudian dapat meningkatkan kesediaan melakukan
employee advocacy. Secara praktis, bukti empiris yang dihasilkan dapat dijadikan
landasan dalam pengambilan keputusan selanjutnya terkait penerapan employee advocacy
di instansi pemerintah yang saat ini masih dalam tahap awal.
Deskripsi Lengkap