Kesadaran masyarakat dan informasi mengenai kesehatan mental telah berkembang
pesat. Reaksi yang ditimbulkan setelah merasakan adanya gangguan mental itu sendiri
bisa jadi kompleks, salah satunya yaitu menyalurkannya menjadi suatu estetika yang
diunggah di internet. Penelitian ini mencoba untuk mengulas lebih jauh bagaimana
praktik dan dinamika yang terjadi dalam pengekspresian konten estetika gangguan
mental di media sosial. Terkait hal tersebut, dilakukan analisis mengenai alasan yang
melatarbelakangi subjek untuk mengunggah konten estetika gangguan mental di
internet, batasan bentuk konten estetika gangguan mental yang diterima oleh warganet, serta dampak dari pengunggahan konten estetika gangguan mental di media sosial
sebagai bentuk ekspresi. Penelitian ini menggunakan metode etnografi digital. Observasi dilakukan pada tiga media sosial yaitu Twitter, TikTok, dan Instagram, selain
itu dilakukan juga wawancara kepada tujuh narasumber yang merupakan penyintas
gangguan mental yang pernah melihat konten estetika gangguan mental di media sosial, tiga di antaranya turut mengunggah konten estetika gangguan mental. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa alasan informan mengunggah konten estetika gangguan mental di
media sosial yaitu untuk ekspresi diri. Praktik pengunggahan yang dilakukan oleh
penyintas ini juga menunjukkan adanya agensi, serta tindakan pengunggahan konten
dipengaruhi oleh perkembangan internet. Mengenai batasan, terdapat ambivalensi yang
terjadi dalam pandangan terhadap penggunaan estetika dalam pengekspresian gangguan
mental di media sosial. Pada pengunggahan konten ini, terdapat dampak positif maupun
negatif bagi warganet. Begitupun bagi pengunggah konten, terdapat dampak negatif dan positif dari praktik yang mereka lakukan tersebut.
Deskripsi Lengkap