Perempuan seringkali harus menghadapi pilihan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga
atau wanita karir, hal ini terjadi karena adanya pemahamaan tentang peran gender yang
masih melekat di masyarakat Indonesia melalui budaya yang dipegang teguh. Padahal
seorang ibu seharusnya bisa melakukan kedua hal tersebut tanpa harus memilih untuk
menjadi salah satu. Mulai banyak para ibu rumah tangga yang mencari jalan keluar dari
keadaan tersebut hingga akhirnya berhasil membangun perusahaan dari identitas mereka
sebagai ibu rumah tangga dan menciptakan sistem kerja yang ramah bagi ibu rumah
tangga melalui flexible working. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang
mencakup observasi partisipan serta wawancara mendalam dengan adanya keterlibatan
dari founder perusahaan hingga anggota-anggota di dalam perusahaan Mothers on
Mission. Pencarian data juga didasari dengan sudut pandang antropologi bisnis dan
gender dengan melihat bagaimana perusahaan tersebut bisa berkembang pesat dan
menjadi jalan keluar bagi para perempuan, secara khusus ibu rumah tangga hingga
akhirnya bisa meruntuhkan stereotipe gender dalam perusahaan yang melekat di
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, telah diketahui bahwa identitas sosial sebagai
ibu rumah tangga menjadi strategi bisnis yang berhasil karena telah mengikat suatu
kelompok masyarakat dengan identitas yang sama untuk bisa membangun sistem kerja
yang dibutuhkan yaitu melalui flexible working. Penelitian ini juga membuktikan bahwa
stereotipe terhadap ibu yang bekerja tidak akan menghasilkan output yang optimal tidak
benar karena sebenarnya selama ini mereka bisa tetap bekerja optimal terutama apabila
kebijakan dan sistem perusahaan memadai bagi para ibu.
Deskripsi Lengkap