Skripsi ini dilatarbelakangi pandemi Covid-19 yang berdampak menimbulkan kendala
pemberian pelayanan rehabilitasi sosial pada remaja korban penyalahgunaan Napza
berupa adanya peran pekerja sosial yang tidak dapat dilakukan secara langsung. Urgensi
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengungkapkan solusi yang dilakukan terkait
peran pekerja sosial dalam melakukan rehabilitasi sosial kepada remaja korban
penyalahgunaan Napza pada masa pandemi Covid-19 di BRSKPN Bambu Apus, yang
dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilaksanakan pada rentang
waktu Desember 2021 - November 2022, menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Pengumpulan data dilakukan dengan melalui studi dokumentasi dan wawancara dengan
sembilan informan. Informan dipilih secara purposive sampling berdasarkan kriteria
kebutuhan penelitian ini. Analisa data dilakukan dengan open coding, axial coding, dan
selective coding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pandemi Covid-19 kegiatan
rehabilitasi sosial remaja korban penyalahgunaan Napza yang terpaksa diberhentikan
sementara adalah bimbingan fisik, visit keluarga, konseling terapi kelompok, kegiatan
vokasional dan kegiatan di luar balai. Kegiatan tersebut diganti dengan alternatif berupa
kegiatan secara daring/online, dinamika kelompok dan kegiatan di luar ruangan. Terdapat
pula pembatasan waktu pada setiap kegiatan, dari biasanya 1 jam menjadi hanya 30 menit.
Dengan adanya penyesuaian terhadap kegiatan yang dilakukan, maka hal ini berdampak
pada perubahan penerapan peran pekerja sosial dalam melakukan manajemen kasus,
sebagai edukator, enabler, fasilitator dan expert. Pekerja sosial memperhatikan perspektif
person-in-environment tentang bagaimana menilai situasi klien dan mengidentifikasi
alternatif solusi bagi mereka. Dalam memberikan pelayanan rehabilitasi sosial di masa
pandemi Covid-19, pekerja sosial menghadapi kendala eksternal maupun internal.
Kendala tersebut diantaranya kegiatan assessment menjadi terbatas, kegiatan pelayanan
secara daring, dilema perasaan, penggunaan teknologi masih sulit. Agar pelayanan
rehabilitasi sosial remaja korban penyalahgunaan Napza tetap berjalan dengan baik sesuai
standar operasional, maka pekerja sosial melakukan solusi berupa menjaga kesehatan
fisik dan mental, saling sharing pengalaman dan memotivasi, mengikuti pelatihan atau
workshop, rekomendasi rawat jalan dan lain sebagainya, Kesimpulan penelitian ini adalah
kegiatan rehabilitasi sosial pada masa pandemi Covid-19 mengalami beberapa
penyesuaian dan peran pekerja sosial pun mengalami beberapa penyesuaian dalam
melakukan proses rehabilitasi sosial pada remaja korban penyalahgunaan Napza.
Kontribusi skripsi ini pada pengembangan ilmu kesejahteraan sosial adalah untuk
mengungkapkan dan mendeskripsikan bagaimana peran pekerja sosial dan bagaimana
cara menghadapi situasi tak terduga sebagaimana pandemi Covid-19.
Deskripsi Lengkap