Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil 0010-2007/ETS Kom Dju g
Judul GATEKEEPER MEDIA DALAM PENYAJIAN BERITA-BERITA INTERNASIONAL (Kasus Pemberitaan Krisis Irak di Harian Kompas, Media Indonesia dan Republika)
Pengarang Djunaydi Suswanto
Penerbit dan Distribusi 2007
Subjek GATEKEEPER MEDIA DALAM PENYAJIAN
BERITA-BERITA INTERNASIONAL
(Kasus Pemberitaan Krisis Irak di Harian
Kompas, Media Indonesia dan Republika)
Kata Kunci
Lokasi
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0010-2007/ETS Kom Dju g 0010-2007/ETS Kom Dju g TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 79043
Sampul
Abstrak
Tesis ini mencoba memotret bagaimana para pekerja pers yang berperan dalam seleksi berita internasional, khususnya terkait krisis Irak, melakukan rekonstruksi berita-beritanya dari berbagai sumber berita asing seperti kantor berita transnasional, web jaringan televisi global, dll, untuk kemudian disajikan kepada khalayak pembaca masing-masing. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori gatekeeper yang dikaitkan dengan teori rekonstruksi sosial dan teori-teori lainnya, seperti teori strukturasi dan teori ekonomi politik, yang diharapkan mampu menjelaskan proses rekonstruksi berita oleh gatekeeper media serta fenomena-fenomena lain yang melingkupinya. Penelitian ini membatasi pada tiga media nasional yang diobservasi, yakni harian Kompas, Media Indonesia dan Republika dengan pertimbangan ketiga media tersebut cukup memberikan perhatian besar terhadap berita-berita internasional. Segmentasi pembaca, jumlah tiras dan distribusi ketiga harian itu diseluruh Indonesia juga dirasakan cukup mewakili sebagai pers nasional. Satu tahun terakhir (tahun 2006) merupakan kulminasi konflik di negara semenanjung teluk itu dan media massa internasional pun memberikan porsi khusus atas berbagai peristiwa yang terjadi di Irak. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah pradigma konstruktivis kritis, dengan tipe penelitian yang bersifat kualitatif. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data menggunakan beberapa metode (triangulasi metode), yaitu pada tahapan teks, wawancara mendalam (disourse practice), dan tahapan pengamatan terhadap situasi global (sosiocultural practice). Pada tahap teks, penulis menelaah teks-teks berita seputar krisis Irak yang tersaji di harian Kompas, Media Inodnesia dan Republika. Pisau analisa menggunakan analisis wacana Teun A Van Dijk dan kemudian tahapan discourse practice dengan mewawancarai para key informan, yakni redaktur vi internasional yang menjadi gatekeeper di tiga media yang diobservasi. Pada tahapan sociocultural practice diamati perkembangan seputar krisis Irak dan nuansa yang melatarinya. Proses seleksi terhadap item berita krisis Irak yang akan disajikan masingmasing media dipengaruhi sejumlah hal yang bisa dikategorikan kedalam faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi unsur nilai-nilai berita (news values) yang melekat pada suatu peristiwa serta bagaimana public meaning peristiwa tersebut bagi masyarakat luas. Sedangkan faktor ekstrinsik lebih menekankan pada aspek implikasi berita tersebut terhadap suatu negara dari perspektif kepentingan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Pada konteks Irak, Kompas memosisikan krisis itu sebagai kelanjutan propaganda dan keangkuhan AS memerangi terorisme pasca peristiwa 11 September 2001. Sedangkan Republika dan Media Indonesia lebih melihat Irak sebagai korban penjajahan dan ketidak adilan yang harus dilawan dengan varian penyajian masing-masing yang senada. Kendati demikian, diantara ketiga media massa cetak ini tidak terlihat perbedaan signifikan. Secara umum ketiga media sama-sama memberikan penekanan bahwa opini yang akan mereka bangun adalah konstruksi penentangan terhadap invasi AS dan sekutunya. Gatekeeper di harian Kompas, Media Indonesia dan Republika mensyaratkan adanya disiplin verifikasi dari sumber-sumber lain yang mereka nilai lebih representatif sebelum melakukan rekonstruksi beritanya karena menyadari bahwa berita-berita krisis Irak yang diproduksi media-media Barat (yakni kantorkantor berita transnasional seperti Reuters, AP dan AFP) sarat dengan bias-bias ideologi, hegemoni, propaganda dan bahkan jebakan-jebakan informasi yang sengaja diciptakan melalui agenda setting pemberitaan internasional. Dalam operasional keredaksian di tiga media yang diobservasi, terjadi interplay antara struktur redaksi dengan gatekeeper. Di harian Kompas dan Media Indonesia proses interplay itu relatif lebih longgar dibanding di Republika. Hal ini dikarenakan karakter Kompas dan Media Indonesia yang lebih bersifat umum sehingga pilihan-pilihan bagi gatekeeper untuk melakukan penyeleksian topik, membangun kerangka isu atau penekanan informasi yang akan mereka sajikan bisa lebih luas dibanding di Republika yang lebih spesifik sebagai korannya umat Islam. Dalam konteks strukturasi, urutan proses yang terjadi adalah dominasisignifikansi-legitimasi (DSL) seperti yang banyak terjadi dalam institusi-institusi politik maupun ekonomi. Namun demikian, struktur di redaksi tersebut merupakan sebuah bangunan dinamis yang tidak pernah selesai dan akan terus dibentuk oleh agen-agen yang berada didalamnya melalui proses interplay tersebut.