Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlibatan orang tua anak disabilitas ganda
saat anak belajar di rumah beserta hambatannya. Urgensi penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah keterlibatan yang orang tua lakukan akan membantu terpenuhinya
hak-hak pendidikan anak sesuai dengan konsep ilmu kesejahteraan sosial yaitu konsep
?Person in ennvironmet?. Terutama ketika diberlakukannya metode Pembelajaran Jarak
Jauh saat pandemi yang mengakibatkan anak tidak dapat mengakses fasilitas pendidikan
disabilitas dan jauh dari guru khusus untuk anak disabilitas ganda. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif-deskriptif menggunakan teknik purposive sampling yang
dilakukan dilakukan dari Agustus 2022 hingga Desember 2022 saat PTM telah
diberlakukan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam secara daring
dan luring pada 8 orang informan (tiga informan merupakan orang tua dari anak
disabilitas ganda netra-autisme, netra-motorik, dan netra-perilaku; 3 orang dari guru kelas
yang mengajar langsung anak disabilitas ganda; dan 2 orang merupakan Kepala Sekolah
dan Koordinator SDLB-A Pembina Tingkat Nasional), serta observasi langsung terhadap
anak disabilitas ganda yang berada di SDLB-A Pembina Tingkat Nasional. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan yang orang tua lakukan dalam membimbing
anak disabilitas ganda belajar di masa pandemi adalah berupa: (1) Mendampingi anak
selama belajar daring, (2) Membantu anak mengerjakan tugas sekolah, (3) Berkomunikasi
dengan guru kelas terhadap perkembangan pendidikan anak, (4) Menenangkan anak saat
tantrum, dan (5) Terlibat dalam pengambilan keputusan untuk sekolah tatap muka (PTM).
Keterlibatan khusus yang orang tua anak disabilitas ganda lakukan adalah orang tua harus
lebih ekstra dalam menangani anak yang mengalami tantrum saat belajar. Faktor
hambatan utama orang tua saat membimbing anak disabilitas ganda belajar adalah karena
orang tua tidak mengerti materi akademis pembelajaran anak disabilitas, juga karena
masalah teknis terkait gawai, sinyal, dan kuota. Terungkap pula bahwa keterlibatan orang
tua anak disabilitas ganda saat anak belajar di rumah ternyata cenderung lebih
menekankan pada sisi perkembangan akademis, sedangkan guru SLB juga menginginkan
adanya perkembangan kemandirian anak dalam activity daily living-nya yang dikatakan
masih belum terpenuhi dengan baik. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
masukan terhadap pengembangan ilmu Kesejahteraan Sosial terutama pada mata kuliah
Kesejahteraan Anak Perlindungan Anak mengenai keterlibatan orang tua dalam
membimbing anak disabilitas ganda, mengingat masih belum banyak pembahasan
mengenai anak disabilitas.
Deskripsi Lengkap