Skripsi ini tentang strategi adaptasi organisasi pelayanan kemanusiaan untuk bertahan selama
pandemi COVID-19 yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Kemunculan
COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO yang kemudian memunculkan kebijakan
baru di setiap negara, termasuk Indonesia terkait pembatasan kegiatan masyarakat berskala
besar. Kebijakan tersebut juga berdampak pada organisasi pelayanan kemanusiaan.
Penelitian ini bertujuan menjelaskan strategi adaptasi yang dilakukan organisasi pelayanan
kemanusiaan yang bergerak dibidang terapi gratis anak autisma pada keluarga pra-sejahtera
yaitu Yayasan Cinta Harapan Indonesia Autism Center (YCHI), serta menjelaskan faktor
keberhasilan YCHI dalam melakukan strategi adaptasi selama pandemi COVID-19.
Penelitian menggunakan metode kualitatif, jenis penelitian deskriptif. Pengambilan data
dilakukan pada Bulan April 2022 hingga Desember 2022 melalui studi literatur, observasi
dan wawancara mendalam dengan total delapan informan yang dipilih dengan teknik
purposive sampling. Tiga informan utama penelitian ini adalah karyawan manajerial pusat
YCHI dan lima informan pendukung adalah para kepala cabang, terapis dan donatur. Data
diolah dan dianalisis dengan/melalui teknik pengkodingan yaitu open coding, axial coding,
dan selective coding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Yayasan Cinta Harapan Indonesia
selama pandemi COVID-19 melakukan strategi adaptasi sehingga berhasil bertahan dan tetap
memberikan terapi gratis anak autisma pada keluarga pra-sejahtera. Strategi adaptasi yang
dilakukan mencangkup: 1) pengelolaan keuangan dengan memangkas pengeluaran gaji
pokok karyawan, menghemat pengeluaran operasional, memanfaatkan uang kas cabang,
berinovasi membuat produk profit, menjalin hubungan kembali dengan perusahaan
fundraising, kegiatan donasi; 2) pengelolaan hubungan lembaga dengan lingkungan eksternal
berupa menggiatkan brand awareness, menjaga hubungan baik dengan eksternal; 3)
pengelolaan klien dengan merubah bentuk pelayanan keterapisan, mengoptimalkan fungsi
orang tua/wali klien, memberikan bahan ajar ke orang tua/wali klien, terapis menyediakan
waktu untuk orang tua/wali klien saat terapi daring, dan pemberian bantuan sembako untuk
keluarga klien; 4) pengelolaan karyawan dengan cara menjaga komunikasi antar karyawan,
pengawasan kinerja karyawan secara daring, dan memaksimalkan fungsi karyawan dengan
pelatihan daring. Strategi adaptasi yang dilakukan YCHI meliputi efficient workforce,
embrace social media, dan embrace technology, dan penelitian ini dapat menjadi salah satu
bentuk strategi adaptasi learn through it pada YCHI. Strategi adaptasi yang dilakukan YCHI
telah mencapai kelas empat dari lima kelas yaitu 1) pengembangan program baru, 2)
restrukturisasi organisasi atau menghentikan beberapa layanan, 3) melakukan kerja sama
dengan pihak lain dan, 4) melakukan cara lain untuk menghasilkan pendapatan. Adapun
viii
Universitas Indonesia
faktor pendukung keberhasilan yang dialami YCHI, yaitu: 1) kepercayaan donatur dan
dukungan eksternal, 2) pola komunikasi dan kerja sama yang baik antar karyawan, 3)
karyawan yang inovatif, serta 4) lembaga yang tetap menjaga hubungan komunikasi dengan
pihak eksternal selama pandemi COVID-19. Adapun faktor penghambat yang dialami YCHI
saat melakukan strategi adaptasi, yaitu: 1) kebijakan pemerintah, 2) kondisi orang tua/wali
klien yang sulit mengikuti pelayanan daring selama pandemi COVID-19, 3) masalah teknis
jaringan internet dan zona waktu yang dihadapi para karyawan, serta 4) beberapa karyawan
yang belum dapat beradaptasi dengan teknologi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
berkontribusi pada Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial untuk pengembangan mata
kuliah Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan terkait strategi adaptasi organisasi
pelayanan kemanusiaan pada kondisi pandemi.
Deskripsi Lengkap