Penelitian ini mendeskripsikan pola asuh anak penyandang disabilitas di Yayasan
Sayap Ibu (YSI) Jakarta, yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Urgensi
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bentuk-bentuk pola asuh bagi
anak disabilitas yang juga memperhatikan tahap perkembangan dan kebutuhan anak
sesuai dengan usianya dengan berbagai jenis disabilitas, yang dilakukan oleh YSI
Jakarta sejak tahun 1955 sampai saat penelitian ini dilakukan pada Agustus hingga
November 2022. Penelitian kualitatif ini menggunakan pengumpulan data dengan
melakukan wawancara mendalam secara daring dan luring dengan 4 orang informan
yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Sebagai triangulasi data demi
meningkatkan kualitas penelitian dilakukan pula observasi langsung terhadap anak
penyandang disabilitas yang berada diasuh di YSI Jakarta. Namun ada keterbatasan
penelitian ini yaitu hanya dapat melakukan observasi melalui kegiatan PAUD YSI
Jakarta dikarenakan adanya peraturan selama masa pandemi COVID-19 yang
membatasi pertemuan dan interaksi langsung dengan anak penyandang disabilitas
didalam panti YSI Jakarta. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pola asuh bagi
anak penyandang disabilitas yang dilakukan YSI Jakarta mengaplikasikan metode pola
asuh otoritarian (demokratis) yang berfokus akan adanya peran pengasuh untuk
memberikan tuntutan pada anak tetapi diimbangi dengan dukungan dan kehangatan
pengasuh terhadap anak. Sehingga, penting bagi pengasuh anak penyandang disabilitas
untuk dapat memberikan arahan agar anak mampu memahami aturan dan memberikan
dukungan pada anak agar dapat mengoptimalkan kemampuannya. Bentuk aplikasi pola
pola asuh bagi anak penyandang disabilitas adalah sebagai berikut: (1) pengasuh
memberikan aturan kepada anak, (2) pengasuh mendukung bakat dan minat anak, (3)
pengasuh mendidik anak menjadi mandiri. Terungkap pula adanya beberapa hambatan
dalam pelaksanaan pola asuh terhadap anak penyandang disabilitas di YSI Jakarta,
yaitu: (1) diperlukan pendampingan ketat oleh profesional yang disebabkan adanya
pengasuh yang belum memahami mengenai disabilitas, (2) pola asuh yang diterapkan
harus sesuai dengan perkembangan anak penyandang disabilitas, (3) pengasuh perlu
berperan sebagai orang yang memiliki otoritas agar memberikan transformasi kepada
anak untuk memiliki keseganan terhadap pengasuh, (4) mampu menghadapi periode
tantrum pada anak penyandang disabilitas, (5) tidak adanya terapis profesional selama
masa pandemi COVID-19, (6) keterbatasan ruang gerak kegiatan yang dilakukan anak
penyandang disabilitas selama masa pandemi COVID-19. Kesimpulan penelitian ini
adalah pola asuh bagi anak penyandang disabilitas di YSI Jakarta ternyata sejalan
dengan bentuk pola asuh bagi secara umum (non disabilitas) sebagaimana dinyatakan
xi
Universitas Indonesia
teori pola asuh oleh Diana Baumrind. Kemanfaatan penelitian ini adalah diharapkan
dapat berkontribusi memberikan masukan terhadap mata kuliah Kesejahteraan sosial
dan Perlindungan Anak, mengenai pola asuh yang dapat mendukung tumbuh kembang
dan pemenuhan hak bagi anak penyandang disabilitas. Saran untuk penelitian
selanjutnya adalah mengikutsertakan anak penyandang disabilitas sebagai informan
penelitian dengan melakukan observasi langsung di dalam panti YSI Jakarta.
Deskripsi Lengkap