Kajian literatur ini menganalisis promosi kesehatan jiwa sebagai upaya mengurangi
stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Latar belakang dibuatnya
penelitian ini yaitu tingginya stigma negatif masyarakat terhadap orang dengan gangguan
jiwa (ODGJ) di Indonesia yang berpengaruh terhadap perlakuan diskriminatif terhadap
ODGJ seperti pemasungan, pengucilan, dan perlakuan diskriminatif lainnya. Dalam
mengkaji topik penelitian ini, peneliti melakukan penelaahan terhadap penelitian-
penelitian terdahulu yang relevan dengan topik kajian literatur ini. peneliti memilih 15
(lima belas) penelitian terdahulu yang paling relevan dari rentang waktu 2016?2022. Dari
15 penelitian tersebut, peneliti kembali memilih 10 (sepuluh) penelitian yang relevan
dengan setiap konsep yaitu stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa, promosi
kesehatan jiwa, dan upaya mengurangi stigma. Terdapat 3 (tiga) jurnal acuan dalam
menganalisis stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), 5 (lima) jurnal acuan
mengenai promosi kesehatan jiwa, dan 2 (dua) jurnal acuan mengenai upaya mengurangi
stigma. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kajian literatur jenis
integrative review dengan menganalisis kelebihan, kekurangan, serta substansi dari
jurnal-jurnal acuan yang ditelaah. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa stigma
negatif masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) disebabkan oleh
minimnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan jiwa dan gangguan kejiwaan
sehingga promosi kesehatan jiwa diperlukan dalam meningkatkan pengetahuan serta
menumbuhkan empati masyarakat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa promosi
kesehatan jiwa dapat menjadi upaya mengurangi kesehatan jiwa dan dilakukan dengan
berbagai metode seperti penyuluhan, sosialisasi, bahkan praktik seperti roleplay atau
direct contact dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Metode promosi kesehatan
jiwa melalui praktik menunjukkan hasil berkurangnya stigma dan munculnya empati
masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Promosi kesehatan jiwa pun
perlu dilakukan kepada tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan
kepercayaan diri mereka untuk melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat
terkait kesehatan jiwa dan gangguan jiwa. Selain itu, promosi kesehatan jiwa pun dapat
melibatkan peran pekerja sosial sebagai educator, group facilitator, dan activist dengan
menerapkan cultural competence dengan memperhatikan aspek kebudayaan seperti
kepercayaan, seni, nilai-nilai moral, hukum, adat, serta kebiasaan dan kemampuan
lainnya yang menjadi pedoman hidup masyarakat. Promosi kesehatan jiwa pun perlu
memperhatikan penggunaan bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan budaya
masyarakat sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Deskripsi Lengkap