Sensory marketing merupakan pemasaran yang melibatkan indra-indra dalam rangka mempengaruhi persepsi,
kognisi, perilaku, serta pengambilan keputusan konsumen. Melalui kajian literatur, studi ini bertujuan untuk
memperoleh pemahaman akan sensory marketing serta bagaimana sensory marketing dapat diimplementasikan
melalui contoh kesuksesan brand parfum Le Labo. Temuan dalam makalah ini menunjukkan bahwa perhatian
akan implementasi sensory marketing baik dalam ranah penelitian maupun praktik semakin signifikan dan terus
berkembang. Sensory marketing membawa brand dari pemasaran 2D (audio dan visual) yang bersifat tradisional
menuju 5D (melibatkan kelima indra) sebagai pendekatan dengan nilai unggul yang dapat membantu brand
untuk berkembang di tengah tantangan dari pasar dan lanskap retail yang semakin tersaturasi dan kompetitif.
Meskipun e-commerce dan Internet semakin mendominasi, terdapat dimensi-dimensi sensoris yang tidak dapat
dijangkau secara online. Maka dari itu, sensory marketing menjadi relevan untuk dipraktikkan. Melalui integrasi
antara atribut-atribut dari penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa, brand dapat membentuk
image serta value untuk membangun hubungan dengan konsumen melalui pengalaman multisensoris. Kajian ini
menemukan bahwa studi mengenai sensory marketing belum banyak ditemukan dan dikembangkan dalam
jurnal-jurnal di Indonesia. Melalui berbagai contoh, implementasi sensory marketing ditunjukkan sangat
menguntungkan bagi brand. Pendekatan sensory marketing dapat diterapkan dalam berbagai industri, secara
khusus dalam industri wewangian yang berkembang pesat akhir-akhir ini.
Deskripsi Lengkap