Tesis ini merupakan hasil penelitian yang menggambarkan kinerja Biro
Pemerintahan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada Sekretariat Daerah
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pasca bencana tsunami serta faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pasca
bencana tsunami. Pentingnya penelitian ini didasarkan pada bencana tsunami yang
terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 26 Desember 2004
yang tidak hanya menewaskan ratusan ribu warga, tetapi juga mempengaruhi aspek
pemerintahan. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang
Otonomi Khusus Bagi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, telah menitikberatkan
otonomi pada tingkat provinsi, sehingga peran pemerintah provinsi dalam hal ini Biro
Pemerintahan menjadi sangat strategis terutama dalam mewujudkan
terselenggaranya otonomi daerah yang baik dan bertanggungjawab. Pada tataran
ini, kinerja Biro Pemerintahan menjadi isu yang sangat strategis, dimana informasi
mengenai kinerja organisasi sangat dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana
tugas pokok dan fungsi yang diemban dapat terlaksana. Di sisi lain, terbatasnya
informasi mengenai kinerja yang terjadi selama ini disebabkan karena Pemerintah
Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam belum menganggap kinerja sebagai
suatu agenda yang penting, hal ini dapat dilihat dengan belum tersedianya
mekanisme penilaian kinerja secara rutin dan berkala. Sementara itu, bencana
tsunami yang terjadi telah berdampak pada aspek pemerintahan, termasuk Biro
Pemerintahan. Dalam Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Pasca Bencana
Gempa Bumi dan Tsunami yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemerintahan
Umum Departemen Dalam Negeri, terungkap bahwa bencana tersebut telah
merusak sarana dan prasarana pemerintahan, serta mempengaruhi kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data
deskriptif. Data diperoleh melalui studi kepustakaan, dan wawancara dengan para
informan penelitian. Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik
?Purposive Sampling?, dimana informan dipilih berdasarkan informasi yang
dibutuhkan. Jumlah Informan sebanyak 17 orang, yang terdiri dari Sekretaris
vii
Daerah, Asisten Tata Praja, Kepala Biro Pemerintahan, 3 orang Kepala Bagian, 5
orang Kepala Sub Bagian dan 6 orang staf pada Biro Pemerintahan. Adapun tujuan
dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan kinerja Biro Pemerintahan dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pasca bencana tsunami serta mendeskripsikan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Biro Pemerintahan dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi pasca bencana tsunami.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kinerja Biro Pemerintahan masih
belum optimal, atau dengan kata lain masih rendah. Hal ini ditandai dengan masih
banyaknya program-program dan kegiatan-kegiatan yang tingkat efektivitasnya
rendah, bahkan ada yang sama sekali tidak mencapai target. Disamping itu tingkat
efisiensi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya juga rendah, hal ini dapat
dilihat dari besarnya dana dan waktu yang dihabiskan, yang tidak sebanding dengan
target pencapaian dari suatu program atau kegiatan yang telah ditetapkan.
Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa terdapat dua faktor yang
mempengaruhi kinerja Biro Pemerintahan pasca bencana tsunami, yaitu; faktor
internal dan faktor eksternal. Berkaitan dengan faktor internal, terungkap bahwa
kinerja individu, peralatan kerja, dan proses kerja, menjadi faktor utama yang
menghambat kinerja Biro Pemerintahan pasca bencana tsunami. Sementara itu
berkenaan dengan faktor eksternal, faktor lingkungan pasca bencana tsunami serta
kebijakan pemerintah yang berkolerasi dengan eksistensi Biro Pemerintahan
menjadi faktor yang juga menghambat kinerja Biro Pemerintahan.
Deskripsi Lengkap