Representasi Muslim dalam serial drama remaja secara bertahap mengalami peningkatan, namun data
membuktikan bahwa masih banyak misinformasi terutama terhadap Wanita Muslim. Hal tersebut berbahaya
karena dapat mempengaruhi perspektif masyarakat. Misrepresentasi di media mengangkat tema stereotip
penindasan dan viktimisasi. Melibatkan representasi wanita muslim dalam narasi memberikan rasa inklusi dan
pemberdayaan bagi audiens, terutama bagi mereka yang terwakili. Transmedia storytelling memiliki peran
besar dalam mengkomunikasikan pesan secara menarik dan memberikan ruang untuk pengalaman eksploratif.
Skam adalah serial drama remaja dengan konsep transmedia storytelling dengan tema slice-of-life yang
mendedikasi satu season tentang kehidupan Muslim. Penggambaran Muslim dalam serial Skam dikenal lebih
akurat. Studi sebelumnya telah meneliti tema inklusivitas Skam. Namun, sedikit penelitian lebih lanjut yang
berfokus pada representasi Muslim di Skam. Esai ini akan menganalisis bagaimana serial Skam memanfaatkan
transmedia storytelling dalam mengkomunikasikan representasi wanita Muslim. Diskusi ini mengadopsi teori
narrative complexity dan stereotip dengan pendekatan eksplanatori dengan lensa critical discourse analysis
untuk mengumpulkan data. Analisis membuktikan bahwa oleh Skam menghilangkan narasi stereotip pada
representasi Muslim dengan menerapkan tujuh prinsip transmedia storytelling yang diutarakan oleh Jenkins
dan narrative complexity sesuai dengan opini Jason Mittell. Esai ini membantu memahami pentingnya
representasi wanita Muslim dan peran media dalam mengkomunikasikan topik-topik penting kepada audiens.
Deskripsi Lengkap