Penelitian ini membahas bagaimana aspek implementasi dari kebijakan pembatasan jarak
fisik melalui PSBB selama pandemi COVID-19 di Kota Bogor yang kemudian
direformulasi kembali pada implementasi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Mikro
dan Komunitas (PSBMK). Adapun, perspektif teoritis yang digunakan bersumber pada
pandangan dari Majone & Wildavsky (1978) yang mengartikan implementasi sebagai
proses di mana program-program terus dibentuk dan didefinisikan ulang. Selain itu, turut
dirujuk pendapat dari Grindle (1980) yang menyatakan terdapat dua aspek utama di dalam
menentukan derajat keberhasilan dari sebuah implementasi kebijakan antara lain; konten
atau isi kebijakan dan konteks implementasi. Dalam menghimpun data, penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan didukung oleh data primer yang bersumber dari
proses wawancara mendalam terhadap narasumber serta data sekunder. Hasil penelitian
ini pun menunjukkan bahwa konsep implementasi yang dikemukakan oleh Majone &
Wildavsky (1978) dan Grindle (1980) relevan dengan temuan yang ada. Di mana
kebijakan mengalami reformulasi dan dibentuk kembali selama tahap
pengimplementasian. Hal itu dibuktikan dari pengambilan keputusan pemkot Bogor
untuk menerapkan kebijakan PSBMK di Kota Bogor di samping memiliki tujuan dan
derajat perubahan yang sama juga lebih menyesuaikan dengan konteks kondisi di Kota
Bogor ketimbang melanjutkan kebijakan PSBB yang memberikan dampak besar terutama
pada sektor ekonomi. Keberhasilan PSBMK juga dapat dibuktikan dari model analisis
Grindle (1980) antara isi kebijakan dan konteks implementasinya, hingga mengubah
status Kota Bogor dari zona merah ke zona oranye dalam waktu sepuluh hari.
Deskripsi Lengkap