Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi bisnis beroperasi melalui sistem nilai yang diperkenalkan ke
pekerja dengan istilah budaya organisasi dan diharapkan menjadi pedoman bagi tiap anggotanya. Pimpinan
manajerial PT. Barata Indonesia (Persero) memperkenalkan ?AKHLAK? sebagai nilai utama dengan
menginisiasi programkegiatan untuk menginternalisasikan nilai-nilai baru kepada pekerja sejak menerima arahan
dari Menteri BUMN. Makalah ilmiah ini berisi refleksi saya ketika menjalani magang untuk menjelaskan
fenomena internalisasi ?AKHLAK? di PT. Barata Indonesia (Persero) melalui kerangka perspektif studi nilai
dalam antropologi, khususnya antropologi bisnis. Metode yang digunakan pada makalah ilmiah ini adalah
autoetnografi dan refleksi diri. Seluruh argumentasi dan kesimpulan dalam tulisan ini berasal dari pengalaman
saya yang sangat mungkin terdapat limitasi dalam memperoleh data karena tidak melalui penelitian etnografi
yang dirancang khusus. Oleh sebab itu, tulisan ini memang bukan ditujukan untuk mengevaluasi proses
internalisasi secara keseluruhan, tetapi lebih kepada uraian kesimpulan yang diambil dari pengalaman saya. Hasil
analisis menunjukkan program kegiatan yang dilaksanakan untuk menginternalisasikan ?AKHLAK? menghadapi
kendala yang cukup signifikan karena adanya keterikatan ?AKHLAK? dengan nilai perusahaan yang sudah
diterapkan sebelumnya dan kurangnya motivasi pekerja untuk menjalani program penunjang internalisasi di masa
pandemi. Kondisi yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa proses penerapan suatu nilai memang tidak
sederhana sebab banyak hal ikut mempengaruhi individu dalam menerima dan menerapkan suatu sistem nilai.
Saya akan menceritakan pendapat tersebut dengan mengilustrasikan data pengalaman saya dimulai dari proses
diperkenalkan, diinternalisasikan, terlibat dalam diskusi, dan penyusunan program usulan penunjang internalisasi ?AKHLAK? di perusahaan.
Deskripsi Lengkap