Pembimbing :Asra Virgianita, Ph.D. Globalisasi ekonomi lama telah mencapai persimpangan jalan. Sebagian besar
cendekiawan telah merefleksikan model globalisasi ekonomi yang ada, dan jalur baru
globalisasi adalah mewarisi bagian-bagian globalisasi ekonomi neoliberal yang
menguntungkan pertumbuhan ekonomi sambil mereformasi bagian-bagian yang tidak
mencukupi. Banyak cendekiawan telah mendukung prakarsa "Belt and Road"Iniative
(BRI) pemerintah Tiongkok sebagai platform untuk bersama-sama mengeksplorasi jenis
globalisasi baru dalam konteks ini. Berdasarkan tinjauan singkat karakteristik
globalisasi inklusif, artikel ini mengkaji bagaimana BRI merefleksikan karakteristik
globalisasi inklusif dalam kebijakannya. Terdapat empat karakteristik yang dikaji yaitu
kesetaraan kesempatan, keuntungan yang seimbang, pembangunan bersama dan
keterbukaan. Five Connectivities, yaitu koordinasi kebijakan, perdagangan tanpa
hambatan, integrasi keuangan, konektivitas fasilitas, dan ikatan orang-ke-orang, akan
digunakan sebagai dukungan data penelitian untuk menganalisis isi penelitian tesis ini. Untuk membuat penelitian ini lebih relevan, empat negara dipilih untuk studi kasus:
Rusia, Indonesia, Mesir, dan Pakistan, agar dapat mencakup semua wilayah kerja sama
BRI.Melalui metode kualitatif dan studi literatur, makalah ini menunjukkan bahwa BRI
telah memenuhi semua karakteristik globalisasi inklusif tersebut, dengan berbagai
variasi program yang dilakukan dalam skema BRI. Sebagai kesimpulan, BRI dapat
dijadikan ?role model? untuk implementasi globalisasi inklusif.
Deskripsi Lengkap