Organisasi Pelayanan Manusia memiliki peran penting dalam sektor kesejahteraan
sosial. Melihat peran penting ini, maka organisasi pelayanan manusia harus memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dan berinovasi pada situasi dan perubahan yang terjadi
di lingkungan eksternal, bukan hanya untuk menjawab kebutuhan klien, tetapi juga
untuk keberlanjutan organisasi. Pandemi Covid-19 yang menimbulkan banyak dampak
pada aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan, teknologi, dan sosial, juga
berimbas pada dinamika organisasi pelayanan manusia dan kehidupan kliennya.
Yayasan KDM dan Yayasan Sahabat Anak sebagai organisasi penyedia layanan
kesejahteraan anak, perlu melakukan proses adaptasi dan inovasi agar dapat tetap
menjangkau klien dan memenuhi hak mereka. Penelitian dilakukan secara kualitiatif
dan berdasarkan studi kasus pada dua unit penelitian sosial dari kurun waktu Desember
2021-Mei 2022, dengan teknik penarikan informan purposive sampling sejumlah 16
orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses adaptasi terjadi pada lingkungan
internal organisasi (program, kegiatan, prosedur), serta kondisi lingkungan eksternal
yang dapat memunculkan ancaman dan risiko, tetapi juga peluang dan pembelajaran.
Kemudian pada proses inovasi, didapati terdapat ragam inovasi yang terjadi pada kedua
unit penelitian selama pandemi Covid-19 yang mengalami kemajuan ataupun tidak
dengan indikator yang ditetapkan oleh organisasi. Terdapat perbedaan dan persamaan
pada kedua unit penelitian dalam proses adaptasi dan inovasi yang berlangsung.
Perbedaan tersebut terlihat pada keberadaan protokol penanganan penyebaran Covid-19
di dalam asrama yang hanya dimiliki oleh Yayasan KDM sebagai organisasi centre
based, yang memiliki klien yang tinggal di dalamnya. Perbedaan lainnya adalah pada
adaptasi kegiatan hybrid (perpaduan antara daring dan luring) yang dilakukan oleh
Yayasan KDM untuk klien yang berada di dalam dan luar asrama, sementara Yayasan
Sahabat Anak sebagai organisasi community based lebih mengandalkan kegiatan daring
karena semua klien berada di komunitas. Perbedaan lainnya adalah pada jenis inovasi
pada kedua unit penelitian dengan kekuatan yang berbeda. Yayasan KDM memiliki
kekuatan pada infrastruktur dan ketersediaan lahan yang mendukung inovasi di bidang
kewirausahaan dan ketahanan pangan, sementara Yayasan Sahabat Anak dengan
kekuatan jaringan relawan mendukung inovasi rantai komunikasi dengan klien di
komunitas. Persamaan pada kedua unit penelitian adalah faktor budaya organisasi dan
tipe kepemimpinan yang mendorong proses adaptasi dan inovasi. Budaya organisasi
tersebut seperti pola komunikasi yang dialogis dan non hirearkis, pola kerja yang
fleksibel, serta keterbukaan pada perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal.
Persamaan pada tipe kepemimpinan yang mendorong adaptasi dan inovasi adalah
berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia dan lingkungan eksternal.
Deskripsi Lengkap