Kota-kota di seluruh dunia memperluas peran mereka di luar pemerintah pusat. Melalui
Transnational Municipal Networks (TMNs), kota-kota ini terhubung dan mampu
berkolaborasi satu sama lain, mengatasi masalah untuk kepentingan semua pihak yang
terlibat. Kehadiran TMNs sejak 1913 tampaknya terus meningkat seiring perkembangan
zaman. Peningkatan tersebut tercermin dalam berbagai literatur akademik yang muncul
sebagai respon atas fenomena tersebut sehingga perlu dilakukan peninjauan melalui
sebuah tinjauan pustaka. Tulisan ini bertujuan untuk meninjau perkembangan literatur
mengenai TMNs. Tulisan ini meninjau 41 literatur terakreditasi internasional mengenai
TMNs. Berdasarkan pada metode taksonomi, literatur-literatur tersebut terbagi ke dalam
tiga kategori tema yakni (1) Konseptualisasi TMNs, (2) Area Kerja Sama dalam TMNs,
dan (3) Persebaran dan Aktualisasi TMNs sebagai Aktor Transnasional. Tinjauan pustaka
ini berupaya untuk menyingkap konsensus, perdebatan, dan kesenjangan dalam topik
TMNs. Selain itu, tulisan ini turut menunjukkan sejumlah tren dalam pengkajian TMNs
seperti persebaran tema, disiplin penulis, dan asal penulis literatur. Tinjauan pustaka ini
mengidentifikasi bahwa TMNs telah memenuhi kriteria untuk disebut sebagai aktor
dalam Studi Hubungan Internasional dan paradgima liberalisme dianggap mampu
menjelaskan fenomena TMNs. Sebagai fenomena global, TMNs dapat dikaji secara
kolaboratif oleh berbagai disiplin ilmu dengan Studi Hubungan Internasional. Tinjauan
juga menggarisbawahi dominasi perspektif barat khususnya Eropa dalam pengkajian
TMNs. Tulisan ini kemudian merekomendasikan sejumlah agenda penelitian lanjutan dan pentingnya untuk melakukan penelitian TMNs dalam perspektif Indonesia.
Deskripsi Lengkap