Pengembangan teknologi sejatinya sedang menjadi ajang bagi negara-negara untuk
menguatkan posisinya di panggung internasional. Tiongkok menjadi salah satu negara
yang berfokus untuk mengembangkan industri ini dan sukses memimpin pasar global.
Namun, pada tahun 2021, Tiongkok malah melakukan serangkaian agenda penindakan
keras terhadap industri teknologinya. Tindakan keras ini tentu sangat bertolak belakang
dengan pola perilaku pemerintah Tiongkok sebelumnya yang sangat mendukung industri
teknologi. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya membahas mengenai kepentingan
yang melatarbelakangi terbentuknya kebijakan penindakan keras terhadap perusahaan di
industri teknologi. Adapun penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif
dan dipandu dengan konsep transformasi kenegaraan oleh Hameiri dan Jones. Penelitian
ini berargumen bahwa kebijakan penindakan keras ini terjadi untuk memenuhi
kepentingan aktor-aktor tertentu, baik di level nasional maupun sub-nasional. Untuk di
level nasional, kebijakan ini dibentuk untuk mengakomodasi kepentingan Xi Jinping dan
Partai Komunis Tiongkok yang mulai terancam dengan keberadaan perusahaan teknologi
dan kekuatannya yang sulit untuk dikendalikan. Sedangkan, untuk di level sub-nasional,
kebijakan ini lahir untuk memenuhi kepentingan elite politik provinsi yang ingin meraih Jabatan politik.
Deskripsi Lengkap