Deskripsi Lengkap

Skripsi
No. Panggil : 0029-2021/ESK-HI Ste m
Judul : Melihat Kembali Agenda Women, Peace and Security melalui Rencana Aksi Nasional Irak untuk Resolusi UNSC 1325 Periode 2014-2018
Pengarang : Stefani Selina Prameswari
Strata :
Pembimbing : Dr. Dra. Ani W. Soetjipto, M.A.
Fakultas :
Tahun : 2021
Open/Membership :
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0029-2021/ESK-HI Ste m 0029-2021/ESK-HI TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 79328
Sampul
Abstrak
Agenda Women, Peace and Security (WPS) merupakan nilai global tentang perempuan dalam perang yang disebarkan oleh Dewan Keamanan PBB melalui Resolusi UNSC 1325 pada tahun 2000. Agenda ini kemudian menjadi kerangka revolusioner pertama yang berusaha memecahkan masalah tentang dampak spesifik gender dalam perang dan konflik terhadap perempuan dan anak perempuan, termasuk isu perlindungan terhadap kekerasan berbasis gender dan seksual, mempromosikan partisipasi yang setara dalam proses perundingan keamanan dan perdamaian, serta peningkatan kesadaran akan pentingnya peran perempuan dalam mencegah perang maupun konflik. Berbagai negara kemudian berbondong-bondong untuk mengadopsi resolusi ini menjadi sebuah National Action Plan (NAP) atau Rencana Aksi Nasional (RAN) sebagai bentuk dari implementasi agenda WPS. Berbagai usaha sudah dilakukan pada tingkat multi sektor, namun pada realitanya, bentuk implementasi masih sulit untuk dicapai. Salah satu kasus menarik terjadi di Irak, sebagai negara pertama yang mempunyai RAN 1325 di kawasan Arab dan Afrika Utara sejak tahun 2014, dimana implementasi agenda WPS terlihat masih mengalami penyimpangan. Padahal, Irak telah menjadi garda terdepan situasi perang dan konflik hingga kini, namun nasib perempuannya masih dipertanyakan kembali. Dengan demikian, penulis memiliki pertanyaan penelitian yaitu bagaimana implementasi agenda WPS di Irak melalui RAN untuk Resolusi UNSC 1325 pada periode tahun 2014-2018? Melalui kerangka berpikir keamanan feminis, penulis berusaha untuk melihat proses implementasi tersebut serta dampaknya terhadap perempuan di wilayah perang dan konflik di Irak.