Perkembangan internet menjadi ruang publik yang lebih demokratis dan inklusif
membuka jalan bagi komunitas-komunitas subkultural untuk semakin berkembang. Salah
satunya adalah fandom, yang mana praktik utamanya merupakan penciptaan fanwork
layaknya fanfiction atau fiksi buatan penggemar, yaitu sebuah narasi yang
menggabungkan kreativitas penulisnya serta sumber materi asli dari teks yang diangkat
menjadi fanfiction sebagai alur cerita. Fanfiction sendiri digadang-gadang sebagai ruang
produksi feminis karena demografi partisipannya didominasi oleh perempuan serta
individu queer?dua populasi yang kerap tertindas dibawah hegemoni heteronormativitas
dalam realitas sehari-hari. Salah satu genre paling populer dari fanfiction adalah Slash;
fanfiction yang menggambarkan kedua karakter dari suatu media menjalani hubungan
homoseksual, terlepas dari fakta bahwa karakter tersebut adalah heteroseksual dalam
media tersebut ataupun tidak. Berangkat dari fenomena ini, peneliti pun melihat adanya
indikasi bahwa fiksi slash turut berfungsi sebagai media bagi penulis yang
mengidentifikasi diri mereka sebagai queer untuk menampilkan perlawanan mereka
terhadap hegemoni heteronormativitas. Menggunakan konsep Hegemoni Budaya dan
Kontra-Hegemoni sebagai pendekatan, peneliti menemukan bahwa kontra-hegemoni
terhadap heteronormativitas ditampilkan dalam fiksi slash dengan penggambaran realitas
yang bertolak belakang oleh individu queer, serta sebagai bentuk eskapisme dari realitas
yang kerap mensubordinasi mereka. Penulis membentuk sebuah komunitas queer sebagai
ruang aman bagi identitas queer mereka sekaligus untuk mengeksplorasi identitas gender
maupun seksual dalam suatu teks media, yang mana dapat dituangkan menjadi bentuk
fiksi slash yang diunggah dalam situs Archive of Our Own selaku saluran yang aman bagi
penulis queer.
Deskripsi Lengkap