Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil 0001-2006/ETS Pol Ami p
Judul Presidium Dewan Papua: Bangkit dan Surutnya Gerakan Nasionalis Papua Merdeka 1999 ? 2003
Pengarang Amiruddin
Penerbit dan Distribusi 2006
Subjek Presidium Dewan Papua:
Bangkit dan Surutnya Gerakan Nasionalis Papua Merdeka
1999 ? 2003
Kata Kunci
Lokasi
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0001-2006/ETS Pol Ami p 0001-2006/ETS Pol Ami p TERSEDIA
File Digital
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 79349
Sampul
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi bangkit dan surutnya nasionalisme Papua sehubungan dengan dibentuknya Presidium Dewan Papua (PDP) antara tahun 1999-2003. Selain itu juga melihat gagasan apa yang disumbangkan oleh PDP terhadap nasionalisme Papua tersebut. Asumsi teoritik yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori nasionalisme dan persuasi elit dari Jack Snyder yang dipadu dengan teori etnonasionalisme dari Ted R. Guur dan the imagined political community dari Ben Anderson. Sementara dalam melihat surutnya gerakan kemerdekaan Papua ditinjau dengan teori border dan nation state dari Anthoni Giddens. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan teknis analisa deskriptis analitis. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah wawancara mendalam yang dipadu dengan kajian dokumen serta kepustakaan. Temuan dari penelitian ini adalah kebangkitan gerakan menuntut pengakuan kemerdekaan di Papua sepanjang tahun 1999 sampai 2003 sangat ditentukan oleh terbukanya ruang partisipasi bagi massa untuk terlibat dalam aksi politik selama krisis politik terjadi di Indonesia. Ketika krisis politik mulai teratasi dan kekuasaan di Jakarta mulai terkonsolidasi, para elit propagandis PDP kehilangan panggung untuk melakukan propaganda dan agitasi karena kembalinya kebijakan represi. Artinya melebar atau menyempitnya ruang bagi partisipasi massa dan elit propagandis berkorelasi langsung dengan bangkit atau surutnya gerakan kemerdekaan. Meskipun demikian penelitian ini berhasil mengungkap bahwa dalam rentang waktu yang cukup pendek antara 1999-2003 para elit propagandis nasionalis Papua dalam PDP berhasil mengkonslodiasikan gerakan kemerdekaan Papua ke dalam organisasi yang bersifat supra-regional Papua. Dalam empat tahun itu PDP juga berhasil meremajakan gagasan-gagasan kemerdekaan Papua dan sekaligus mengeser kepemimpin OPM dalam gerakan kemerdekaan. Implikasi teoritik dari penelitian ini adalah gerakan kemerdekaan atau etnonasionalisme tidak selalu bersumber dari ketidakpuasan melainkan juga bisa bangkit dari imaji akan sejarah masa lalu dan adanya persuasi dari elit dalam menumbuhkan semangat nasionalisme ketika proses demokrasi terjadi. Selain itu bayangan tentang bangsa bisa tumbuh di daerah ketika negara bangsa (nation state) tidak menyediakan ruang bagi elit-elit di daerah untuk berpartisipasi di dalamnya. Artinya bangsa tidak lagi bisa dilihat statis, melainkan harus dilihat dinamis.*