Konsep dam sistem internasional yang anarki tentunya akan memaksa setiap negara untuk
selalu meningkatkan kapasitas power nya. Salah satu upayanya yakni dengan mewujudkan
kemandirian industri pertahanannya. Indonesia merupakan negara yang pernah menjadi korban
dalam embargo senjata karena memiliki ketergantungan terhadap negara produsen global. Selaras
dengan hal tersebut ASEAN memiliki visi untuk memajukan industri pertahananannya melalui
program ASEAN Defense Industry Collaboration (ADIC). Walaupun ADIC memiliki banyak
hambatan, hal itu disebabkan karena adanya banyak perbedaan karakteristik pendukung dibidang
pertahanan dari setiap negara anggota ASEAN dan prinsip mekanisme kerja sama pertahanan yang
tidak dapat saling mengikat. Artikel ini berargumentasi untuk meninjau mengenai kepentingan
seperti apa yang mendorong sekaligus menjadi motif bagi Indonesia untuk mebuat kerja ADIC
meskipun untuk mengimplementasikannya terdapat banyak hambatan yang dihadapi. Melalui
metode penelitian kualitatif dan kerangka analisis diplomasi pertahanan dari Frega Wenas
Inkirawang tahun 2020. Penelitian ini akan menganalisis adanya motif kepentingan diplomasi
pertahanan Indonesia berupa strategic engagement, capacity building, confident building measure
dan international reputation sebagai fundamental kepentingan Indonesia. Variabel motivasi ini
diakumulasikan menjadi sebuah dorongan bagi Indonesia dalam mengembangkan kemadirian
pertahanan melalui kerja sama ADIC. Kepentingan Indonesia dari segi diplomasi pertahanan menjadi alasan mengapa Indoneisa mau terlibat dalam kolaborasi industri pertahanan ASEAN.
Deskripsi Lengkap