Pengelolaan kawasan perbatasan darat Indonesia telah mengalami banyak perkembangan.
Pada periode awal kemerdekaan Indonesia, isu perbatasan sering dikaitkan dengan
pertimbangan-pertimbangan geopolitik dan keamanan. Namun hal ini mulai berubah
sejak dibentuknya instansi Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) pada tahun
2010 sebagai lembaga yang bertanggung jawab membangun kawasan perbatasan tidak
hanya secara geopolitik dan keamanan namun juga kesejahteraan ekonomi, hingga
perwujudan program Nawacita membangun sejumlah Pos Lintas Batas Negara (PLBN)
secara bertahap hingga tahun 2024 kelak. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi pembangunan ekonomi dalam kebijakan pengelolaan kawasan
perbatasan darat Indonesia dengan rentang waktu 2010-2021. Melalui kerangka analisis
kebijakan luar negeri, dan metode studi kasus, penelitian ini menemukan hubungan sebab
akibat dari faktor eksternal (internasional) dan faktor internal (domestik) yang
mempengaruhi kebijakan pengelolaan perbatasan darat yang berorientasi pada
pembangunan ekonomi. Tesis ini menemukan bahwa lingkungan strategis (faktor
eksternal/internasional) berupa dorongan lingkungan strategis terkait intensifikasi
pembentukan BCA dan BTA dengan dukungan PLBN dan optimalisasi kerjasama
investasi tiga negara sekitar dalam mengelola perbatasan darat memengaruhi strategi
pembangunan ekonomi dalam kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan darat di
Indonesia. Begitu juga secara simultan, faktor internal/domestik yaitu kepentingan
ekonomi yang diwujudkan melalui dorongan pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi
baru, dan mengoptimalkan pengolahan serta distribusi komoditas pangan untuk
masyarakat sekitar perbatasan, turut mempengaruhi penggunaan strategi pembangunan ekonomi dalam kebijakan pengelolaan perbatasan darat Indonesia.
Deskripsi Lengkap