Penelitian ini membahas kesejahteraan sosial bagi pekerja perempuan agar tetap
menjalankan keberfungsian sosialnya di masyarakat selama kebijakan Work From Home
(WFH) berlangsung dilihat dari Ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian dilatarbelakangi
dengan perubahan dalam dunia kerja yaitu tingginya jumlah perempuan yang bekerja yang
telah menikah dan memiliki anak. Namun terdapat permasalahan tersendiri bagi perempuan
yaitu mengalami peran ganda, tuntutan pada pekerjaan dan keluarga secara bersamaan
sehingga menimbulkan ketegangan dan konflik peran ganda. Adapun kebijakan WFH yang
memberikan implikasi bagi pekerja perempuan. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk
memberikan gambaran mengenai konflik peran ganda yang dialami oleh pekerja perempuan
yang memiliki peran ganda selama WFH pada pekerja perempuan di Human Initiative. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif serta menggunakan teknik
studi literatur dan wawancara mendalam yang dilakukan secara daring/online pada bulan
September 2021 hingga Juli 2022. Penelitian ini melibatkan 6 orang pekerja perempuan
dengan rentang usia 21-49 tahun yang memiliki anak dengan usia dini 0-6 tahun, 3 orang
pasangan/suami dari pekerja perempuan, dan 1 orang Manajer People Care. Hasil penelitian
menjelaskan bahwa pekerja perempuan sebagai individu mengalami gangguan terhadap
keberfungsian sosialnya selama WFH dikarenakan mengalami konflik peran ganda, baik
dilihat dalam dimensi work-family conflict yang ditunjukkan dengan melakukan pembagian
waktu antara pekerjaan dengan urusan rumah, kendala dalam urusan anak ketika bekerja,
mengalami burnout dengan masalah pekerjaan, mengalami perdebatan batin yang memicu
keinginan untuk resign, dan adanya perdebatan batin dengan alasan anak. Kesimpulan dari
penelitian ini ditemukan bahwa pekerja perempuan di Human Initiative mengalami konflik
peran ganda yaitu dilihat dalam dimensi work-family conflict terlihat dari faktor penyebab
yaitu time-based conflict, strain-based conflict, dan behavior-based conflict. Namun, selama
kebijakan WFH berlangsung pekerja perempuan melakukan upaya untuk menyeimbangkan
peran gandanya baik dilakukan secara individu, bersama pasangan, dan bantuan dari
keluarga yang dilakukan dengan pembagian peran dan cara mengatasi konflik peran ganda
agar tetap bisa menjalankan keberfungsian sosialnya di masyarakat selama WFH
berlangsung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengembangan kontribusi
pada konsep mengenai deskripsi konflik peran ganda pada mata kuliah Kesejahteraan Sosial
Industri serta Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi Pelayanan Kemanusiaan
khususnya dalam pembahasan mengenai masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang didalamnya terdapat aspek work-family conflict.
Deskripsi Lengkap