Penelitian ini membahas tentang upaya peningkatan keberfungsian keluarga dalam
mencegah perilaku gadget addiction pada generasi alpha dari disiplin ilmu Kesejahteraan
Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih
dan pengguna gawai yang terus meningkat di Indonesia hingga merambah pada generasi
alpha. Permasalahan penggunaan gawai yang sering dijumpai oleh generasi alpha adalah
kecanduan gawai yang dapat mengakibatkan kesejahteraan anak tidak terpenuhi dengan baik
dalam aspek kesehatan fisik maupun psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan upaya peningkatan keberfungsian keluarga dalam mencegah perilaku
gadget addiction pada generasi alpha melalui K3I dengan mendeskripsikan kondisi
keberfungsian keluarga di Komunitas Kemah Keluarga Indonesia (K3I) dan kondisi
penggunaan gawai oleh generasi alpha di K3I. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan tipe deskriptif. Penelitian ini pun dilakukan dari bulan September 2021 hingga Juni
2022. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data
berupa studi literatur dan wawancara. Pemilihan informan pun dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Informan penelitian ini terdiri dari 4 keluarga
dengan generasi alpha (orang tua dan anak) dan pihak K3I, yaitu Ketua K3I. Adapun analisis
data dilakukan dengan melalui tahap open coding, axial coding dan selective coding. Lalu,
juga dilakukan teknik meningkatkan kualitas penelitian dengan triangulasi data. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kondisi keberfungsian keluarga dari 4 keluarga
menunjukkan berfungsi dengan baik dengan mayoritas dimensi keberfungsian keluarga yang
berfungsi dengan baik, yaitu dimensi pemecahan masalah, peran, keterlibatan afektif, dan
kontrol perilaku. Begitu pula dengan dimensi komunikasi bagi Keluarga 1, 3 dan 4.
Walaupun demikian, terdapat beberapa hal dari kondisi keberfungsian Keluarga 1, 2, 3 dan
4 yang tidak berfungsi dengan baik dan perlu ditingkatkan, yaitu kondisi komunikasi antara
anggota keluarga di Keluarga 2 yang tertutup dan tidak langsung; respon afektif keempat
keluarga yang sempit dan terpaku dengan satu cara merespon saja, yaitu respon afektif
welfare yang menunjukkan perasaan aman; dan tidak adanya peraturan penggunaan gawai
berupa batasan waktu penggunaan gawai dalam kontrol perilaku di keempat keluarga.
Dengan adanya kondisi keberfungsian keluarga yang tidak berfungsi dengan baik tersebut,
kondisi penggunaan gawai oleh generasi alpha dari keempat keluarga menunjukkan
karakteristik kecanduan gawai; (1) Keluarga 1 menunjukkan karakteristik seperti kecewa
dan kesal ketika diminta berhenti menggunakan gawai (withdrawal); dan penggunaan gawai
yang dapat membahayakan diri sendiri (malas belajar); (2) Keluarga 2 menunjukkan
karakteristik withdrawal, obsesi terhadap gawai dengan hanya memikirkan untuk
menggunakan gawai ketika tidak menggunakannya dan termasuk dalam kelompok adiksi
dengan lebih dari 4 jam dalam sehari, yaitu 8-9 jam; (3) Keluarga 3 menunjukkan karakteristik kehilangan kontrol dan kompulsif dengan terus menerus dan sulit dihentikan ketika menggunakan gawai; withdrawal dan malas belajar serta susah tidur; (4) Keluarga 4
menunjukkan karakteristik withdrawal dan malas belajar. Jadi dari penelitian ini diketahui
bahwa upaya peningkatan keberfungsian keluarga dalam mencegah perilaku kecanduan
gawai yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kemampuan komunikasi keluarga,
meningkatkan kontrol perilaku keluarga dan meningkatkan respon afektif dalam keluarga.
Dalam hal ini, dapat dibantu dengan K3I, yaitu dengan keluarga melaksanakan berbagai sub-
kegiatan dalam kemah K3I, yaitu memasak bersama, seminar parenting dan fun games yang berisi permainan tradisional.
Deskripsi Lengkap