Penelitian ini membahas proses kewirausahaan sosial yang dilakukan penyandang
disabilitas di Kopi Tuli dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh Ableism yang dialami penyandang disabilitas Tuli. Penyandang
disabilitas di Indonesia sering mendapatkan diskriminasi ketika melamar pekerjaan
sehingga hanya sedikit dari mereka yang bisa mendapatkan pekerjaan. Hal ini kemudian
memunculkan sebuah usaha sosial bernama Kopi Tuli yang mempromosikan bahwa
penyandang disabilitas khususnya Tuli dapat bekerja layaknya orang Dengar. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisa proses kewirausahaan sosial mulai dari anteseden,
orientasi kewirausahaan, hingga outcomes yang dihasilkan oleh usaha sosial Kopi Tuli.
Seluruh proses penelitian dilakukan sejak Oktober 2021 sampai Juni 2022. Pengambilan
data dilakukan dengan wawancara secara luring dan daring melalui Whatsapp dan Google
Meet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anteseden usaha sosial Kopi Tuli antara lain:
(a). peningkatan kondisi kesejahteraan disabilitas sebagai motivasi/misi sosial; (b). ide
peluang usaha didasarkan pada minat, kondisi Tuli, dan peningkatan tren kopi; (c). akses
permodalan menggunakan modal pribadi dan relasi keluarga; serta (d). Teman Tuli sebagai
pemangku kepentingan utama. Orientasi kewirausahaan Kopi Tuli antara lain: (a).
melakukan inovasi dengan mengubah Teman Tuli yang dianggap tidak mampu bekerja
menjadi keunikan yang bernilai jual; (b). proaktif melaui kolaborasi dengan berbagai
organisasi untuk mencapai tujuan usaha; (c). melihat kompetisi sesama usaha Tuli bukan
sebagai saingan melainkan sebagai tujuan bersama; (d). memiliki otonomi yang luas karena
menggunakan modal pribadi namun memiliki batasan dengan kolaborator lainnya; serta (e).
berani mengambil resiko dengan menggunakan Tuli sebagai pekerja dan mengubah model
bisnisnya menyesuaikan kondisi pandemi Covid-19. Outcomes usaha Kopi Tuli antara lain:
(a). menciptakan tiga nilai sosial yaitu kesadaran masyarakat bahwa Teman Tuli dapat
bekerja, terjalinnya relasi Teman Dengar dengan Teman Tuli, dan ketertarikan untuk
mempelajari bahasa isyarat bagi Teman Dengar yang kemudian mendorong masyarakat
menuju inklusi sosial; (b). Teman Tuli merasa puas dalam bekerja di Kopi Tuli baik dari
aspek ekonomi maupun sosial; serta (c). memberikan solusi yang berkelanjutan bagi
kesejahteraan Teman Tuli namun perlu perbaikan dalam keberlanjutan sumber dayanya.
Kesimpulan penelitian ini diketahui bahwa penyandang disabilitas di Kopi Tuli telah
menjalankan proses kewirausahaan sosial dengan baik meskipun terdapat beberapa permasalahan yaitu pada bagian otonomi dalam orientasi kewirausahaan dan keberlanjutan solusi dalam outcomes.
Deskripsi Lengkap