Tesis ini menganalisis penyebab dan proses kemenangan Ansar Ahmad pada kompetisi
pemilihan Gubernur Kepulauan Riau tahun 2020. Penelitian ini memberi kontribusi
dengan mengajukan argumen baru yakni bagaimana basis legitimasi sosial yang dimiliki
oleh dinasti politik berperan dalam kompetisi pilkada dan dapat mengalahkan petahana
yang berasal dari dinasti politik. Penelitian ini menggunakan teori yang disebut Nishizaki
(2004) sebagai identitas sosial positif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara mendalam kepada narasumber penelitian, serta pengumpulan data sekunder
berupa dokumen-dokumen terkait. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ansar
Ahmad memenangkan kompetisi pemilihan Gubernur Kepulauan Riau pada tahun 2020
karena mampu menciptakan identitas sosial positif bagi daerahnya dan mampu menjawab
permasalahan yang menjadi narasi sosial kolektif sehingga membuat Ansar memiliki
basis legitimasi sosial yang kuat di Kepulauan Riau. Namun berdasarkan penelitian,
meskipun Ansar Ahmad memiliki basis legitimasi sosial yang kuat, basis legitimasi sosial
tersebut tidak dapat membentuk dan menjamin keberhasilan dari anggota dinasti politik
lainnya. Teori identitas sosial positif memberi sumbangan penting terhadap pembentukan
simbol-simbol yang telah diciptakan Ansar Ahmad. Perbedaannya adalah dalam hal
sumber daya produksi simbol, Nishizaki (2004) menjelaskan sumber produksi simbol
dilakukan dengan menggunakan dana pribadi, memanfaatkan kelembagaan yang
patrimonial, dan menjadi pengusaha politik. Sedangkan Ansar Ahmad memproduksi
simbol-simbol melalui pemanfaatan SKPD, investor dan menjadi pengusaha politik
dengan menggunakan pendanaan dari APBD, APBN, PAD dan investasi pihak swasta.
Deskripsi Lengkap