Kabupaten Lampung Timur menempati urutan ketiga dengan angka kemiskinan
tertinggi di Provinsi Lampung, yaitu sebesar 15,08%, di bawah Kabupaten Lampung
Utara (19,63%) dan Kabupaten Pesawaran (15,11%). Kondisi ini membuat Kabupaten
Lampung Timur menjadi salah satu wilayah yang menjadi pusat perhatian nasional. Salah
satu upaya pemerintah adalah menjadikan lampung timur menjadi salah satu wilayah
minapolitan, dimana pasir sakti adalah salah satu sentra tambak udang terbesar di
lampung timur dan Desa Purworejo memiliki 494 Ha lahan usaha tambak. Dengan
berjalannya usaha tambak yang dimotori oleh kelompok usaha tambak maka penelitian
ini fokus pada bagaimana pemanfaatan modal sosial di Desa Purworejo, kecamatan Pasir
sakti, kabupaten Lampung timur. Dalam aktivitas tersebut selalu ditemukan hubungan
baik antara anggota kelompok, antar komunitas maupun pada tingkatan hubungan yang
lebih tinggi, yang mendukung aktivitas tersebut. Secara teoritis, hubungan-hubungan
tersebut menunjukkan adanya modal sosial ikatan (bonding capital), modal sosial
penjembatan (bridging capital) dan modal sosial yang menghubungkan (linking capital)
(Adi, 2013). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif yaitu penelitian
kualitatif melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan,
menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum,
dan menafsirkan makna data (Creswell, 2009). Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu
Penelitian yang digunakan dalam menggambarkan sebuah kondisi atau keadaan, serta
melihat tipologi masyarakat berdasarkan klasifikasi dalam hal menjawab semua
pertanyaan. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik non?probability sampling.
Dengan penentuan cara tersebut maka penentuan sampel tidak dilakukan secara acak
namun menentukan berdasarkan karakteristiknya dengan teknis purposive sampling
dengan tujuan agar informan relevan terhadap tujuan penelitian. Jumlah informan dalam
penelitian adalah 6 orang dengan kriteria yang sudah ditentukan. Adapun temuan dalam
penelitian ini yaitu bahwa dalam pemanfaatan modal sosial pada komunitas petambak
terdapat modal sosial diantaranya adalah bonding capital, bridging capital, dan linking
capital. Dalam bonding capital ditemukan kesamaan latarbelakang, adanya solidaritas,
terdapat norma dan kepercayaan dalam Pokdakan. Sedangkan pada bridging capital
ditemukan adanya keterhubungan antar pokdakan, terjadinya kerjasama antar pokdakan,
dan adanya keterlibatan komunitas diluar usaha tambak dalam pokdakan. Pada level
linking capital ditemukan adanya keterlibatan pemerintah, swasta, perbankan dan
perguruan tinggi dalam mendorong usaha tambak. Secara keseluruhan modal sosial memiliki kemanfaatan terhadap pengembangan usaha tambak melalui Pokdakan.
Deskripsi Lengkap