Tantangan ekonomi dan surplus demografi mendorong Indonesia untuk melakukan
terobosan dalam menyiapkan angkatan kerja yang produktif dan berdaya saing. Program
Kartu Prakerja dihadirkan oleh pemerintah sejak tahun 2020, tepat pada saat pandemi
Covid-19 menghantam seluruh belahan dunia. Pelatihan peningkatan kompetensi kerja
menjadi aktivitas kunci dalam program yang mendapat misi ganda dalam menghadapi
kejutan ekonomi akibat pandemi ini. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk
mengevaluasi proses pelaksanaan pelatihan serta memahami faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan pelatihan yang telah berhasil memberikan manfaat program
kepada lebih dari 12 juta peserta dalam 2 tahun. Diharapkan, penelitian ini dapat memberi
manfaat dalam pengembangan program Kartu Prakerja ke depannya. Hasil penelitian
menemukan bahwa pelatihan pada program Kartu Prakerja yang merujuk pada
pencapaian kompetensi atau okupasi tertentu dijalankan dengan standar operasi yang
detil, melibatkan beragam pihak swasta dalam pelaksanaannya, serta tetap menjalankan
fungsi pemberdayaan dalam situasi pandemi. Faktor pendukung pelaksanaan pelatihan
yakni adanya standar kualitas pelatihan yang detil, pelaksanaan SOP yang ketat,
dukungan platform digital, serta pengalaman lembaga pelatihan yang terlibat. Faktor
penghambat pelaksanaan pelatihan antara lain ialah beban program sebagai misi ganda
program Kartu Prakerja, referensi okupasi yang terbatas, serta literasi pelatihan dari
peserta yang masih terbatas. Saran perbaikan program antara lain mencakup upaya
penguatan kolaborasi di antara para mitra program yang terlibat, mendorong dibukanya
program Kartu Prakerja tanpa misi ganda bantuan sosial dengan pagu pelatihan yang
lebih besar, penambahan referensi okupasi untuk mengakomodir kebutuhan spesifik,
serta membuka kesempatan kepada alumni program yang sudah bekerja untuk mendapatkan kesempatan belajar kembali dalam upaya peningkatan kompetensi saat sudah bekerja.
Deskripsi Lengkap