Identitas muslimah seringkali dikaitkan dengan gagasan penggunaan hijab sebagai bentuk
ketaatan terhadap agama. Dalam sirkuit budaya, individu memiliki kemampuan untuk
membentuk kembali identitasnya dengan menghasilkan makna baru melalui beberapa
proses. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman muslimah yang
menggunakan budaya cosplay untuk menyalurkan bakat dan kreativitas mereka dengan
membuat budaya baru yaitu hijab cosplay. Cosplay merujuk pada kegiatan penggemar
karakter media utama untuk meniru karakter favoritnya dengan mengadopsi ciri khas
karakter tersebut. Kreativitas tersebut terletak dalam pengalaman sehari-hari hijab
cosplayer, sehingga seluruh tindakan sosial hijab cosplayer adalah praktik bermakna
untuk menciptakan makna dan budaya baru. Peneliti menggunakan teori sirkuit budaya
Paul du Gay dan Stuart Hall untuk menganalisis negosiasi muslimah dalam proses
penciptaan hijab cosplay. Metodologi yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dan diary study seperti teknik photo diary untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses penciptaan hijab cosplay melalui proses identitas, produksi,
konsumsi, regulasi, dan representasi yang saling mempengaruhi serta mendefinisikan satu
sama lain. Identitas sebagai muslimah mempengaruhi bagaimana hijab cosplay
diproduksi dan dijalankan. Kostum dan karakter yang ditampilkan menunjukkan
bagaimana hijab cosplayer mengonsumsi suatu produk. Terdapat regulasi yang mengatur
kegiatan hijab cosplayer seperti norma hijab cosplay yang berasal dari nilai-nilai Islam
dan karakteristik cosplay. Keseluruhan proses pun merepresentasikan dan
direpresentasikan oleh penampilan hijab cosplayer dalam kehidupan sehari-hari. Budaya
hijab cosplay menjadi arena bagi muslimah untuk menciptakan makna dengan
menyatukan dua wacana ? praktik cosplay dan hijab? melalui tindakan sehari-hari.
Deskripsi Lengkap