Kegiatan donasi yang dilakukan di ruang-ruang publik mulai bergeser sejak kemunculan
internet. Seperti halnya Kitabisa.com yang bergerak dalam bidang sosial dan fokus pada
kegiatan penggalangan dana atau donasi. Dari berbagai bentuk kegiatan donasi yang
dikampanyekan oleh Kitabisa.com, yang menarik adalah konten #bantulansia. Konten
dikemas dengan menampilkan kondisi kemiskinan lansia sehingga mampu menarik para
pengguna Instagram untuk memberikan like, komentar, bahkan donasi. Penelitian ini
menggunakan metode analisis semiotika yang berfokus pada kajian tentang tanda-tanda,
fungsi tanda, sistem tanda dan produksi makna ditarik dari tanda-tanda tersebut dengan
model semiotika Ferdinand De Saussure. Terdapat dua komponen yang berkaitan dalam
semiotik, yaitu penanda (signifier) adalah sebuah bunyi, gambar, atau tulisan yang
bermakna artinya petanda adalah aspek material dari apa yang dilihat, dibaca, ditulis atau
didengar. Kedua adalah petanda (signified) yang merupakan konsep atau gambaran
mental atau pikiran, artinya penanda adalah aspek mentalnya. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Kitabisa.com cenderung menampilkan kondisi lansia yang rentan,
kekurangan ekonomi dan harapan yang tidak tercapai karena ekonomi terbatas sehingga
membangkitkan rasa iba, prihatin yang menjadi trigger dalam konten Kitabisa.com.
Konten yang diproduksi terpola, te-rutinisasi serta mengikuti kerangka standar dan
prosedur Kitabisa.com dengan syarat 5% dari donasi terkumpul akan diklaim oleh
Kitabisa.com. Semakin banyak donasi yang terkumpul maka semakin tinggi nilai 5% yang diklaim oleh Kitabisa.com artinya ideologi komersial pun tidak luput dari tubuh Kitabisa.com.
Deskripsi Lengkap