Pada masa pandemi, ruang publik perkotaan harus ditempuh dengan waspada. Pergeseran
persepsi masyarakat terhadap kota pun terjadi, umumnya mereka menganggap keramaian
kota sebagai ruang yang sebisa mungkin harus dihindari karena potensi penularan Covid-
19 lebih besar dengan ramainya penduduk kota. Keadaan seperti ini terjadi hampir di
seluruh kota di dunia, termasuk di DKI Jakarta. Masyarakat Indonesia dengan sebagian
besarnya pengguna media sosial membagikan informasi dan pengalaman yang mereka
rasakan terkait situasi dan kondisi Jakarta di media sosial, terutama secara tekstual di
akun Twitter mereka. Penelitian ini akan mengeksplorasi secara kualitatif melalui analisis
konten media sosial, analisis sentimen dan narasi serta persepsi yang terbentuk pada
masyarakat terkait citra. Melalui analisis konten media sosial untuk melihat persepsi yang
diutarakan secara tekstual oleh masyarakat Jakarta selama pandemi Covid-19 dan untuk
mengetahui bagaimana persepsi tersebut membentuk citra kota Jakarta. Persepsi warga
ini membentuk citra yang negatif pada elemen distrik yang menjadi kategori dominan
pada kumpulan twit warga yang diteliti. Citra yang dihasilkan dari fungsi perkotaan pun
menjadi sorotan, kelima dimensi fungsi kota yaitu vitalitas, kecocokan, sense, akses, dan
kontrol semuanya memiliki karakteristik negatif. Sehingga pembicaraan serta persepsi
mengenai kota Jakarta di media sosial Twitter pada masa krisis pandemi menghasilkan
citra yang negatif. Utamanya pada fungsi vitalitas, yakni pemenuhan kebutuhan biologis
manusia.
Deskripsi Lengkap