Tesis ini membahas kolaborasi industri pertahanan di kawasan Asia Tenggara oleh
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) melalui kerangka kerja sama ASEAN
Defense Industry Collaboration (ADIC). Kolaborasi ini merupakan bagian dari kerja
sama forum ASEAN Defense Minister Meeting (ADMM) yang berdiri tahun 2011. ADIC
dibentuk untuk membentuk suatu platform alat pertahanan ataupun persenjataan yang
dapat digunakan secara bersama dengan biaya yang cukup rendah. Negara-negara Asia
Tenggara yang terlibat di dalam ADIC di antaranya adalah empat negara besar Asia
Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Walaupun demikian,
hingga saat ini ADIC belum menunjukkan perkembangan yang signifikan, dan terlihat
gagal dalam mencapai tujuannya di dalam concept paper pembentukannya. Penelitian
yang menggunakan kerangka analisis berupa Economic Collaboration ini menemukan
bahwa terdapat faktor-faktor penghambat yang menyebabkan kegagalan kerja sama.
Faktor-faktor in berasal dari hubungan kelembagaan di dalam keempat negara tersebut
yang saling berbeda dan bermasalah, ditambah dengan persepsi ancaman yang cukup
berbeda dari keempat negara tersebut. Selain itu, faktor eksternal kawasan yang berasal
dari negara-negara major powers OEM juga mempengaruhi kegagalan dari ADIC untuk
mengurangi impor alat pertahanan di kawasan.
Deskripsi Lengkap