Media daring memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk realitas di
masyarakat. Realitas yang disajikan terkait dengan banyak aspek termasuk mengenai
identitas gender. Sebagai kelompok minoritas, perempuan kerap kali dilekatkan dengan
stereotip gender dalam pemberitaan di media daring, termasuk di bidang olahraga yang
identik dengan maskulinitas. Atlet perempuan rentan mengalami body shaming karena
pandangan patriarkis yang hanya menitikberatkan pada penampilan fisik atlet. Melalui
penelitian ini, peneliti berusaha untuk menemukan makna yang terdapat dalam teks
berita olahraga di media daring dalam konteks kesetaraan gender. Kasus yang dipilih
sebagai sampel penelitian adalah kasus body shaming yang dialami oleh atlet angkat
besi Indonesia Nurul Akmal pasca partisipasinya di Olimpiade Tokyo 2020 pada
delapan portal berita media daring yakni CNNIndonesia.com, Kompas.com, Tempo.co,
Detik.com, Republika.co.id, Liputan6.com dan Okezone.com dengan menggunakan
metode analisis teks dari Alan McKee dan dan pendekatan kualitatif yang bersifat
deskriptif serta paradigma konstruktivis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam 8
teks berita media daring, terdapat konstruksi realitas bahwa komentar negatif mengenai
bentuk tubuh atau body shaming yang dialami oleh atlet perempuan merupakan candaan
semata dan atlet perempuan yang mengalami pelecehan fisik atau body shaming berada
dalam posisi subordinat sehingga tidak berdaya untuk melakukan perlawanan atas apa
yang dialami.
Deskripsi Lengkap