Tugas karya akhir ini membahas evaluasi implementasi kontrak politik Anies Baswedan
dengan Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta. Pada Pilkada DKI Jakarta 2017
lalu, Anies Baswedan menjalin kontrak politik dengan JRMK Jakarta. Kontrak politik
tersebut ditukarkan dengan dukungan suara JRMK terhadap Anies di 125 Tempat
Pemungutan Suara (TPS). Ketika Anies berhasil keluar sebagai pemenang Pilkada DKI
Jakarta 2017, maka Anies mempunyai kewajiban untuk melaksanakan isi kontrak.
Adapun kontrak politik tersebut berisikan lima poin, yaitu; perubahan tata ruang
perkampungan, legalisasi lahan perkampungan, program hunian yang layak dan
terjangkau bagi rakyat miskin kota, perizinan usaha bagi Pedagang Kaki Lima (PKL), dan
bantuan alih profesi bagi tukang becak. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
desain deskriptif. Sebagai alat analisis evaluasi implementasi kontrak politik dari sudut
pandang penulis digunakan teori politik distributif dengan strategi programatik dan
klientelistik, sementara alat analisis evaluasi implementasi kontrak politik dari sudut
pandang JRMK digunakan konsep evaluasi kebijakan publik dengan indikator efektivitas,
perataan, dan responsivitas. Hasil penelitian menjelaskan terjadinya perubahan strategi
politik distributif dalam kontrak politik, dari klientelistik menuju programatik. Bahkan,
dalam proses pengimplementasian kontrak politik, distribusi sumber daya tidak dilakukan
secara spektrum hitam atau putih menggunakan salah satu strategi. Hasil penelitian
berikutnya menunjukkan bahwa implementasi kontrak politik belum dapat dikatakan
efektif memecahkan masalah yang dituntut oleh rakyat miskin kota. Pendistribusian
manfaat telah dilakukan hampir merata kepada seluruh anggota JRMK serta Anies yang
semakin mendekati masa jabatannya semakin tidak responsif terhadap nilai dan preferensi
JRMK. Kesimpulannya, kontrak politik merupakan salah satu strategi yang dapat
digunakan untuk memperoleh sumber daya yang dibutuhkan oleh warga secara kolektif.
Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan momentum pemilu yang membuat posisi
tawar warga menjadi lebih tinggi daripada biasanya untuk dapat mempengaruhi proses
pembangunan kota, terutama dalam jangka panjang.
Deskripsi Lengkap